Lihat ke Halaman Asli

M YosiMaulana

Mahasiswa

Peranan Mahasiswa dalam Menurunkan Angka Stunting di Kelurahan Ciakar Kota Tasikmalaya

Diperbarui: 31 Agustus 2023   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan salah satu bentuk pegabdian kepada Masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner, institusional dan kemitraan sebagai salah satu wujud dari tridharma perguruan tinggi. KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik adalah KKN dengan focus yang spesifik melalui tema yang telah disiapkan, relevan dengan kebutuhan Masyarakat, program PEMDA serta visi dan misi yang dimiliki Universitas Pendidikan Indonesia. Fungsi dan peran mahasiswa KKN merupakan kekuatan tersendiri. 

Peran mahasiswa KKN yaitu sebagai motivator, konsultan, innovator dan fasilitator di desa penempatan. KKN yang dilaksanakan oleh Universitas Pendidikan Indonesia yaitu KKN Tematik dengan tema Si Penting (Mahasiswa Peduli Stunting). "Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi" (Rahmadhita K, 2020). Stunting bisa dimulai saat anak masih dalam kandungan dan baru terlihat pada usia dua tahun. 

Jika stunting tidak diimbangi dengan pertumbuhan yang terlambat (Catch-up growth), maka dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan. Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat karena meningkatkan risiko kesakitan dan kematian serta menghambat perkembangan motorik dan otak. Stunting disebabkan oleh tidak memadainya catch-up growth dan growth yang tersendat-sendat, yang keduanya merupakan kegagalan mencapai pertumbuhan optimal. 

Artinya, bahkan balita yang lahir dengan berat badan sehat pun bisa mengalami stunting jika tuntutan masa depan mereka tidak terpenuhi. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Indonesia sebesar 21,6 % pada tahun 2021 (Rokom, 2023). 

Artinya sekitar 6,6 juta balita mengalami masalah gizi di mana tinggi badannya di bawah standar sesuai usianya. Hal ini mengakibatkan stunting di Indonesia melebihi batas WHO sebesar 20%. Untuk daerah Jawa Barat sendiri berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi balita stunting di Jawa Barat mencapai 20,2% pada tahun 2022. 

Angka ini menunjukan bahwa target WHO hampir tercapai. Jika dilihat secara Nasional Provinsi Jawa Barat menempati posisi ke-13 dengan nilai prevalensi stunting balita terendah (Nita Fitriani, 2023). Sedangkan untuk Kota Tasikmalaya kasus stunting berstatus kuning yaitu sebesar 22,4% pada tahun 2022, hal ini mengakibatka Kota Tasikmalaya menepati posisi ke-5 tertinggi di Jawa Barat. 

Untuk membantu pemerintah mengurangi angkat stanting di Provinsi Jawa Barat khususnya di Kota Tasikmalaya dan ikut mensukseskan program Jabar Zero New Stunting maka Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia kampus Tasikmalaya melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang bertemakan Mahasiswa Peduli Stunting (Si Penting) yang ditugaskan di Kelurahan Ciakar, Cibeureum, Kota Tasikmalaya.

 Dalam Upaya untuk mensukseskan program Jabar Zero New Stunting maka peran mahasiswa KKN Ciakar diantaranya : 

Kunjungan ke Posyandu

Tujuan dari kunjungan ini yaitu untuk mengetahui jumlah stunting di posyandu tersebut. Adapun posyandu yang peneliti kunjungi yaitu Posyandu Kartika RW 10 dan Posyandu Angrek RW 09. Mengamati tumbuh kembang anak sangat penting untuk dipahami bahwa hambatan penghentian pertumbuhan (growth faltering) memang ada. Penimbangan setiap bulan sangat perlu dilakukan untuk mengetahui hal tersebut. 

Pertumbuhan dan perkembangan pada balita dapat dipantau melalui penimbangan berat badan anak setiap bulan. Balita dapat ditimbang di berbagai lokasi, termasuk posyandu, polindes, puskesmas, atau fasilitas layanan kesehatan lainnya, untuk memantau pertumbuhan dan perkembangannya sebulan sekali. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline