Lihat ke Halaman Asli

"Puruk Cahu - Kota Lengang nan Rupawan di Ujung Kalimantan Tengah"

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1423030268271380399

Pada tahun 2002, ketika berkunjung pertama kalinya ke Muara Teweh, saya diberi tahu mengenai satu kota lagi, yang posisinya berada setelah Muara Teweh, yaitu Puruk Cahu, dan itu adalah pertama kalinya mendengar nama Kota Puruk Cahu.

Suasana saat akan memasuki Kota Puruk Cahu

Baru pada kesempatan kali ini, tahun 2015, bisa ada kesempatan ke kota tersebut karena ada urusan pekerjaan.

Saat pagi akan berangkat ke Puruk Cahu, info yang di dapat dari kenalan-kenalan yang ada di Muara Teweh, lama perjalanan dari Muara Teweh ke Puruk Cahu adalah sekitar 2 jam, namun disarankan harus berhati-hati karena kondisi jalannya berkelak-kelok dan di sebelah kanan dan kirinya adalah jurang!

14230305221797098125

14230305821783085964

Kondisi Jalan Muara Teweh - Puruk Cahu yang penuh kelokan dan naik turun, harus ekstra waspada

Setelah membeli Pertamax (karena bensin jenis Premium, antrenya berjam-jam) di Muara Teweh, perjalanan menuju ke Puruk Cahu sejauh sekitar 96 KM dari Muara Teweh dimulai, dan memang benar, jalan yang dilalui berkelak-kelok, bagaikan berjalan di atas punggung ular yang penuh kelokan.

Ada 2 akibat yang terjadi karena kondisi jalanan yang penuh kelokan tersebut, yang pertama, mobil tidak bisa jalan kencang, dan jika ada truk trailer/tronton yang lewat di depan kita, cukup susah untuk menyelipnya, harus nunggu kebaikan hati sang sopir untuk memberi jalan. Akibat yang kedua adalah jika sopir atau penumpang kondisi fisik sedang ga fit atau gampang mabuk, hampir di pastikan akan "muntah-muntah", karena kelokannya sungguh dahsyat.

14230306731889222540

Di beberapa titik terdapat jalan rusak, namun jumlah hanya sedikit saja
Namun demikian, walau jalannya penuh kelokan, tetapi kondisi aspalnya 95 persen halus dan mulus, hanya sekitar 5 persenan yang lubang dan rusak.

Setelah perjalanan sekitar 2 jam, akhirnya kami tiba di Puruk Cahu. Puruk Cahu adalah ibu kota Kabupaten Murung Raya (Mura), di mana jumlah penduduknya sekitar 100,000 orang.

1423030763655069903

Jembatan Merdeka, merupakan pintu gerbang untuk masuk ke Puruk Cahu

14230308281060591539

Saat di tengah - tengah Jembatan Merdeka

Saat akan memasuki kota utamanya, kami menyeberangi Sungai Barito dengan "Jembatan Merdeka". Jembatan dengan warna merah menyala ini, merupakan simbol "kemerdekaan" warga, dikarenakan setelah ada jembatan, masyarakat Puruk Cahu benar-benar terbebas dari “antrean lama dan mahal”, antre menunggu kapal penyeberangan dan tiket penyeberangan yang relatif lebih mahal, dibandingkan menyeberang melalui Jembatan. MERDEKA!

14230308911105833139

Pemandangan Kota Puruk Cahu dari atas Jembatan Merdeka

Saat tiba di Puruk Cahu, karena sudah siang, kami langsung mencari depot untuk makan siang. Sempat muter-muter selama 10 menit untuk mencari depot yang bersih dan ekonomis harga, dan akhirnya dapat juga, sebuah depot Jawa yang enak di seberang kantor Pos Puruk Cahu. Kami berempat makan 1 nasi uduk, 2 nasi soto ayam Jawa, dan minum 2 gelas es jeruk dan 1 teh hangat, hanya habis Rp 52,000. Cukup murah untuk sebuah kota yang terletak di ujung Provinsi Kalimantan Tengah.

1423031097471942897

Jalanan yang lengang dan tertata rapi

142303118727251227

Bundaran Khas di kota - kota besar di Kalimantan Tengah

14230312741947513009

14230313101592507797

Gambar - Gambar Suasana dalam Kota Puruk Cahu yang lengang dan relatif masih bersih

Situasi kota Puruk Cahu, cukup sepi dan lengang dibanding Muara Teweh, namun demikian untuk kebutuhan dasar, sudah ada semua, kuliner lengkap, makanan Banjar, makanan Jawa, masakan Padang, Chinese Food, ada semua, ditawarkan oleh beberapa depot dan rumah makan yang banyak terdapat di jalan utama Puruk Cahu.

Sekitar 20 KM dari Puruk Cahu, saya diberi tahu oleh teman, ada penambangan besar emas, oleh PT. Indo Mura, dan kualitas emasnya sangat bagus. Teman saya pernah membelikan istrinya kalung emas dari Puruk Cahu, dan saat pulang ke Surabaya, saat mau dijual, dan diperiksa oleh toko, pemilik tokonya mengatakan bahwa kadar dan kualitas emas tersebut sangat baik dan bagus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline