Pria modern sering kali terpapar berbagai konsep tentang bagaimana seharusnya seorang pria menjadi "alpha male" atau "sigma male". Namun, semua informasi yang beredar tentang kedua konsep ini dapat memberikan dampak negatif baik bagi pria dan wanita.
Pengertian alpha male itu sendiri sudah mulai menyimpang sejak tahun 1942, berangkat dari penelitian yang dilakukan oleh pengamat perilaku hewan bernama Rudolf Schenkel.
Dalam penelitiannya, Rudolf mengamati 10 ekor serigala yang ditempatkan di kandang seluas 10x20 meter, di kebun binatang Baselzoo, Swiss. Dari penelitian yang tidak menyeluruh, dan bukan hasil dari pengamatan serigala yang ada di alam liar, Rudolf menyimpulkan bahwa alpha male atau serigala jantan pemimpin adalah serigala yang terkuat, terbesar, mendominasi, dan ditakuti.
Yang dilewatkan oleh Rudolph dalam penelitiannya adalah, kelompok serigala di alam liar terdiri dari anggota keluarga seperti anak dan cucu. Dan alpha male dalam konteks serigala liar tidak mengacu kepada kekuatan fisik, tapi lebih kepada fatherhood atau tanggung jawab melindungi dan mencukupi kelompok atau keluarganya.
Dan hal kedua yang luput dari pengamatan Rudolf adalah, tidak akan ada alpha male tanpa alpha female. Jadi, dalam menjalankan tanggung jawab menjaga keberlangsungan kelompok serigala, dibutuhkan sepasang serigala dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
Sayangnya, ketentuan alpha male ini sudah terlanjur melekat. Dan parahnya, juga digunakan oleh manusia untuk mendefinisikan atau mencirikan kaum pria.
Pengertian Alpha Male dan Sigma Male Pada Pria:
Alpha male adalah konsep yang menggambarkan seorang pria yang dianggap dominan, percaya diri, dan memiliki kepemimpinan yang kuat. Di sisi lain, sigma male adalah tipe pria yang cenderung lebih soliter, mandiri, namun tetap memiliki daya tarik sosial.
Persamaan Alpha Male dan Sigma Male:
Terlepas dari beberapa perbedaan dalam hal karakter, konsep alpha male dan sigma male memiliki beberapa kesamaan dalam hal visual, yakni: pria harus berotot dan kaya raya.
Mungkin mereka lupa kalau pria tomboy juga, dan umumnya berbadan bidang
Dampak Negatif dari Konsep dan Penyeberan Konten Alpha Male dan Sigma Male:
1. Pemahaman Yang Salah tentang Maskulinitas:Konten yang memperkuat gambaran ekstrem tentang alpha male dan sigma male dapat memberikan pemahaman yang salah tentang maskulinitas. Ini dapat menyebabkan pria merasa terpaksa untuk mengejar standar tertentu, bahkan jika hal itu tidak sesuai dengan kepribadian dan nilai-nilai mereka.
2. Peningkatan Perilaku Toksik: Konten yang menekankan dominasi, agresivitas, dan perilaku berlebihan dalam upaya untuk menjadi alpha male dapat merangsang perilaku toksik. Pria yang terpapar konten semacam ini mungkin cenderung mengadopsi sikap yang merendahkan, meremehkan, atau mengintimidasi orang lain.