Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Kritik di Ruang Kreatif, antara Madu dan Racun

Diperbarui: 8 September 2024   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Kompas.com)

Sejak mulai "nyemplung" di ruang kreatif medio 2015-2016, atau tepatnya sejak lulus kuliah, ada beragam warna yang sudah saya jumpai, termasuk kritik. Mulai dari yang memang bersifat konstruktif sampai toksik, semua menjadi satu bagian dari sebuah proses, yang sampai sekarang masih berjalan.

Sebelum akhirnya menemukan rasa nyaman dan ruang bebas sebagai "tukang nulis", saya sempat mencicipi sebentar pengalaman sebagai pembuat meme lucu. Pada awalnya, ini cukup bisa dinikmati, karena ada ruang improvisasi dan berkreasi cukup nyaman.

Selama itu lucu dan tepat sasaran, seharusnya tidak ada masalah. Tapi, dalam perjalanannya, berkreasi di ruang visual malah menampilkan sisi tidak sehat yang cukup ekstrem, karena kesempurnaan, detail dan orisinalitas berkembang menjadi sebuah obsesi kosong.

Alhasil, saya lalu banting setir ke ruang merangkai kata, yang justru lebih sehat dalam hal memberi kritik atau saran. Bentuknya bukan lagi obsesi kosong, karena biasa disampaikan secara tuntas.

Berkat kebiasaan "berpendapat secara tuntas" ini, ada ruang untuk belajar sekaligus melakukan, yang pada gilirannya menjadi "madu", yang membantu tumbuh kembang sebagai seorang penulis.

Sekalipun pada prosesnya (hampir semua) berjalan secara otodidak, kebiasaan sehat ini ternyata juga bisa berguna, khususnya saat ada perilaku atau kebiasaan tidak sehat dari segelintir oknum di komunitas.

Ada inisiatif untuk bersuara, tapi ada juga keberanian untuk menerima (kembali) pendapat yang ditolak seperti menyambut baik pendapat yang diterima.

Seiring berjalannya waktu, level kritik dan saran yang diterima pun tidak lagi hanya berkutat di urusan teknik dasar, seperti ejaan, tanda baca atau struktur tulisan. Sifatnya lebih halus, tapi lebih ampuh, karena langsung menyasar target utama dan urusan yang jauh lebih penting.

Jika ada kritik yang ingin disampaikan, itu hanya disampaikan seperlunya, dalam situasi yang dianggap sudah sangat urgen. Jadi, semua orang akan tahu, ini memang "penting" atau "mendesak".

Tujuannya tentu bukan untuk kebanggaan personal, tapi untuk kebaikan bersama, dengan dampak luas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline