Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

J League, Destinasi "Red Flag" Pemain Indonesia?

Diperbarui: 23 Juli 2024   21:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Justin Hubner saat berseragam Cerezo Osaka (Tribunnews.com)

Judul di atas mungkin terdengar agak bias dari luar. Tapi, pengalaman sejumlah pemain Timnas Indonesia, khususnya dalam sedekade terakhir menunjukkan, penilaian "red flag" itu benar adanya.

Di Liga Jepang, sudah ada nama Stefano Lilipaly, Irfan Bachdim dan Justin Hubner yang sama-sama pernah dikontrak klub kasta tertinggi. Nasib trio pemain diaspora ini bisa dibilang serupa tapi tak sama.

Lilipaly dan Bachdim bergabung tahun 2014, dengan masing-masing memperkuat Ventforet Kofu dan Consadole Sapporo, sementara Hubner dipinjam Cerezo Osaka awal tahun 2024.

Dari ketiganya, hanya Irfan Bachdim yang bisa bertahan sampai tiga musim (2014-2017). Selama di Jepang, pemain blasteran Indonesia-Belanda ini memperkuat Ventforet Kofu dan Consadole Sapporo, dengan mencatat 12 penampilan saja di kompetisi liga dan piala domestik.

Sementara itu, Lilipaly dan Justin Hubner sama-sama hanya bertahan dalam hitungan bulan. Lilipaly pindah setelah ditawar Persija, sementara Hubner pergi setelah pada Juli 2024 Wolverhampton Wanderers menariknya lebih awal dari masa pinjaman, yang awalnya berlangsung sampai akhir tahun 2024.

Stefano Lilipaly semasa bermain di Consadole Sapporo (Okezone.com)

Secara statistik, keduanya juga sama-sama kurang mendapat menit bermain. Lilipaly hanya sekali bermain, sementara Hubner 8 kali main. Meski secara jumlah penampilan lebih banyak, Hubner lebih sering main sebagai pengganti di masa injury time.

Faktor inilah yang membuat Wolves menarik pulang sang bek, sekaligus menunjukkan sisi "red flag" kasta tertinggi Liga Jepang bagi pemain Indonesia. Suka atau tidak, kita perlu mengakui, pemain asal Indonesia masih dipandang hanya sebagai "alat promosi", antara lain untuk menarik popularitas di media sosial.

Terbukti, jumlah followers akun media sosial Ventforet Kofu, Consadole Sapporo dan Cerezo Osaka meningkat tajam, saat ada pemain Indonesia di sana. Tapi, setelah mereka pergi, akun media sosial ketiga klub langsung kena "unfollow" massal.

Aksi Irfan Bachdim saat memperkuat Ventforet Kofu (Kompas.com)

Kasusnya mirip seperti waktu warganet Indonesia "menyerbu" akun media sosial klub Lechia Gdansk (Polandia) saat Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman secara berurutan membela klub kota pelabuhan itu. Egy bermain antara tahun 2018-2021, sementara Witan dikontrak di musim 2021-2022.

Sebelum Hubner, ada Pratama Arhan yang juga bernasib apes, karena selama memperkuat Tokyo Verdy (2022-2024) pemain spesialis lemparan jauh ini hanya bermain 4 kali. Meski menjadi bagian tim yang promosi ke J1 League, Arhan akhirnya dilepas setelah kontraknya usai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline