Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Pariwisata Berkelanjutan, Sebuah Ide Holistik

Diperbarui: 20 Juli 2024   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dok. Genpi)

Bicara soal tren pariwisata kekinian, ada saja hal unik yang muncul. Mulai dari spot fotogenik yang "instagramable", sampai kuliner dengan porsi atau tingkat kepedasan ugal-ugalan.

Semakin unik atau ekstrem konsepnya, semakin besar kesempatan untuk viral. Maklum, aspek yang banyak dimainkan di sini umumnya berfokus pada "viral", rasa ingin tahu atau "kebelet FOMO".

Pada awalnya, ini memang mampu menarik popularitas dalam waktu singkat. Tapi, karena hanya punya satu daya tarik, dan tidak menimbang keberlanjutan, banyak yang pada akhirnya malah menghidupi larik sajak Chairil Anwar:

"Sekali berarti, sudah itu mati"

Fenomena semacam ini sudah sering terjadi, dan menjadi satu kewajaran di era digital. Di satu sisi, "viral" dan "unik" memang jadi potensi nilai tambah, tapi menjadi sulit dioptimalkan, karena sasaran manfaatnya terbatas dan tidak berkelanjutan.

Maka, ketika Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI mulai melirik orientasi berkelanjutan, ada sedikit harapan, karena ada manfaat lebih luas yang bisa dioptimalkan.

Inilah yang saya jumpai dalam Netas On Java Camp di Desa Wisata Pulesari, Turi, Sleman Yogyakarta. Acara besutan Kemenparekraf dan Generasi Pesona Indonesia (Genpi) ini berlangsung pada tanggal 19 dan 20 Juli 2024.

(Dok Genpi)

Dalam acara yang dihadiri Menparekraf Sandiaga Uno, Siti Chotijah (Ketua Genpi Indonesia), I Gusti Ayu Dewi (Kepala Birkom Kemenparekraf), Rio Zakaria (Sociopreneur), dan Octo Lampito (Pemred Kedaulatan Rakyat), saya mendapat satu perspektif utuh, soal pariwisata berkelanjutan.

Di mana, aspek yang disentuh tidak hanya soal sifat "ramah" lingkungan, seperti yang belakangan menjadi tren, tapi juga menyentuh ekonomi, sosial dan budaya. Boleh dibilang, orientasi berkelanjutan yang dijalankan Kemenparekraf adalah satu hal bersifat holistik.

Jadi, satu kawasan wisata dengan orientasi berkelanjutan merupakan satu area yang mampu menghasilkan nilai tambah secara ekonomi, dengan memberdayakan masyarakat setempat, termasuk dalam hal kearifan lokal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline