Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Timnas Inggris, Potret Suram Sebuah Kesombongan

Diperbarui: 16 Juli 2024   23:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Goal.com)

"Its coming home"

Itulah kalimat yang biasa muncul, setiap kali Piala Dunia atau Piala Eropa datang. Sebentuk optimisme khas suporter Timnas Inggris, dengan merujuk fakta sejarah soal status Inggris sebagai negara asal sepak bola modern.

Diluar urusan sejarah, optimisme ini juga datang dari popularitas Liga Inggris, yang sejak dua dekade terakhir terus menanjak. Dengan liga sehebat itu, ditambah sistem pembinaan pemain yang sudah lama eksis, optimisme yang ada jelas bukan omong kosong.

Masalahnya, ekspektasi yang ada kadang berlebihan. Kadang, itu sampai dibungkus rapi dalam sebuah prediksi atau perspektif bias media.

Saking berlebihannya, perilaku toksik ini menghasilkan perilaku toksik lainnya, antara lain sikap tidak respek pada tim lawan. Alhasil optimisme yang ada berubah jadi tekanan begitu berat untuk menang.

Maka, tidak mengejutkan kalau Tim Tiga Singa cenderung lebih suka bermain aman. Berapapun skornya, apapun caranya, yang penting menang, minimal tidak kalah. Sekali kalah, siap-siap dibanjiri kritik dari semua arah.

Fenomena ini menjadi satu ciri khas mereka, bahkan saat punya tim yang cukup solid di bawah arahan Gareth Southgate. Seperti diketahui, dibawah komando eks pemain Timnas Inggris ini, tim yang inkonsisten di turnamen mayor bisa melangkah jauh.

Semifinal Piala Dunia 2018, ditambah final Piala Eropa 2020 dan 2024 menjadi capaian  terbaik di dua turnamen (atau lebih) dalam waktu berdekatan sejak juara Piala Dunia 1966 dan semifinalis Piala Eropa 1968, plus semifinalis Piala Dunia 1990 dan Piala Eropa 1996.

Soal materi pemain, tim generasi terkini juga punya bintang yang tidak hanya moncer di Kualifikasi, tapi juga putaran final. Capaian Harry Kane sebagai top skor Piala Dunia 2018 (6 gol) dan Piala Eropa 2024 (3 gol, top skor bersama) menjadi satu senjata ampuh Inggris era kekinian.

Sebelumnya, Inggris memang pernah punya penyerang jempolan seperti Michael Owen dan Wayne Rooney. Nama kedua bahkan sempat menjadi top skor sepanjang masa tim nasional. Masalahnya, sangat sedikit pemain yang benar-benar bisa bersinar di putaran final Piala Eropa dan Piala Dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline