Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Sekali Bermimpi, Sudah Itu Mati

Diperbarui: 23 Juni 2024   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Tribunnews.com)

Mimpi.

Kadang ini terasa sangat indah, apalagi kalau itu berawal dari momen pertama kali sepanjang hidup, yang sekaligus memecah rantai nasib sial, setiap kali ada rencana pertemuan atau kencan dengan lawan jenis.

Dulu, setiap kali rencana terucap dan diterima, itu selalu batal, karena aku mendadak sakit atau cedera. Jadi, ketika kesempatan ini datang, aku sengaja mengatur waktunya setelah aku beribadah di gereja.

Aku ingat, hari itu aku beribadah dengan hati berdoa sedemikian kencang, supaya tidak ada pengalaman getir seperti yang sudah-sudah. Syukurlah, Yang Di Atas berkenan mendengar.

Demi momen malam itu juga, aku rela menukar waktu menonton aksi tim sepak bola kesayanganku, dan saat kami kembali, dia mengantarku sampai depan rumah. Satu pengorbanan sepadan, untuk sebuah momen interaksi 3 jam lebih yang begitu cair.

Aku sangat bersyukur ketika semuanya berakhir, dan saking bersyukurnya, aku sampai berseloroh,

"Akhirnya bisa pecah telur juga."

Malam itu, aku sulit tidur, tapi rasanya melegakan sekali, karena nasib apes dan rasa penasaran selama bertahun-tahun akhirnya terputus. Inilah satu memori yang akhirnya datang, membawa serta sedikit rasa gembira. Ini seperti mimpi indah.

Bagaimana tidak?

Ada proporsi mendengar dan didengar, seperti halnya mengerti dan dimengerti, yang sungguh seimbang. Ada perlakuan sebegitu baik, tanpa lupa memberiku ruang untuk berusaha dan bergerak sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline