Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Kepergian Mbappe, Kunci Era Baru PSG

Diperbarui: 13 Mei 2024   15:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah menyatakan "pamit" akan pergi dari PSG dan menandai laga terakhir di Parc Des Princes dengan mencetak gol ke gawang Toulouse dan pesta juara Ligue 1 Prancis, akhir pekan lalu, tampaknya kepergian Kylian Mbappe sudah tak bisa dicegah lagi.

Meski belum terkonfirmasi, penyerang gesit ini disebut-sebut akan mendarat di Real Madrid. Dengan profilnya sebagai seorang bintang, kepergian Si Kura-kura Ninja jelas menjadi satu kerugian, karena PSG tak lagi punya pemain yang bisa jadi ikon tim.

Sebelumnya, Les Parisiens juga sudah lebih dulu ditinggal Lionel Messi ke Inter Miami dan menjual rugi Neymar ke Al Hilal. Ada juga Sergio Ramos yang memutuskan mudik ke Sevilla.

Tapi, meski secara kasat mata kehilangan pemain ikonik satu per satu, situasi ini justru menguntungkan secara teknis, khususnya dari perspektif rencana proyek olahraga klub. Seperti diketahui, dalam sedekade terakhir, klub raksasa Ligue 1 Prancis itu rajin mendatangkan pemain bintang.

Mulai dari Zlatan Ibrahimovic, David Beckham, Edinson Cavani, Thiago Silva, Lionel Messi, Neymar sampai Mbappe sendiri, semuanya datang silih berganti. Mereka menjadi wujud ambisi klub berbicara banyak di Liga Champions, dan membentuk tim berkonsep "Los Galacticos", seperti yang sukses dibentuk Florentino Perez di Real Madrid.

Sayangnya, ide ambisius ini hanya membuahkan dominasi di dalam negeri. Di level Eropa, klub milik Nasser Al Khelaifi ini hanya stabil di fase grup atau babak awal, tapi labil di fase gugur.

(Goal.com)

Keberadaan pemain bintang juga (ternyata) menghasilkan situasi kurang stabil di klub, Terlalu banyak friksi, karena mereka diperlakukan sangat istimewa, termasuk mendapat paket gaji istimewa.

Maka, ketika Mbappe (akhirnya) pergi, ini adalah satu kesempatan bagi klub, untuk membangun sebuah tim yang lebih solid secara kolektif. Kebetulan, kepergian eks pemain AS Monaco itu membuat mereka menghemat anggaran gaji tahunan sebesar 255 juta euro.

Jika bisa "diputar" untuk jual-beli pemain secara efektif, mereka bisa membangun tim untuk rencana jangka panjang, yang memang jadi konsep restorasi klub belakangan ini. Di sisi lain, seiring makin ketatnya aturan Financial Fair Play UEFA, sepertinya kita tak akan lagi melihat, ada superstar berharga transfer ratusan juta euro dan bergaji mewah di PSG.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline