Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Olimpiade? Lupakan Dulu!

Diperbarui: 3 Mei 2024   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Kompas.com)

Judul di atas adalah satu pendapat saya, dan mungkin sebagian publik sepak bola nasional, setelah Timnas Indonesia U-23 takluk 1-2 dari Irak, dalam perebutan juara ketiga Piala AFC U23 2024. Dengan hasil ini, Indonesia gagal lolos otomatis ke Olimpiade Paris 2024.

Meski masih punya kesempatan terakhir di laga play-off Asia-Afrika melawan Guinea di Paris pekan depan, segala narasi bernada  optimis atau semacamnya layak ditepikan dulu, karena penampilan Garuda Muda di pertandingan melawan Irak terlihat kacau.

Memang, Marselino Ferdinan dkk sempat unggul lebih dulu lewat gol tendangan keras Ivar Jenner, tapi permainan tim terlihat kacau, khususnya ketika Irak meniru strategi pressing ketat Uzbekistan.

Hasilnya, Zaid Tahseen mampu menjebol gawang Ernando Ari, dan memaksa pertandingan lanjut ke babak perpanjangan waktu. Di sini, para pemain Timnas U-23 tampak begitu kewalahan mengimbangi agresivitas pemain Irak.

Berkali-kali, pertahanan yang digalang Justin Hubner tembus, dan akhirnya jebol, setelah Ali Jasim mencetak gol di babak perpanjangan waktu. Irak pun menang dan lolos ke Olimpiade 2024.

Terlepas dari capaian historis lolos ke semifinal Piala Asia U-23, penampilan Timnas U-23 saat melawan Irak justru menunjukkan, tim asuhan Shin Tae-yong masih punya kelemahan mendasar, dalam menghadapi partai bertekanan tinggi.

Mereka belum sepenuhnya terbiasa menjalani partai "menentukan" di bawah sorotan nonstop, dan lawan yang memang mempersiapkan diri dengan rapi. Dari partai melawan Uzbekistan dan Irak, kelemahan itu sangat terlihat, dan semakin terekspos, karena kualitas pemain inti dan cadangan masih jomplang.

Untungnya, baik Uzbekistan maupun Irak sama-sama tak terlalu klinis dalam penyelesaian akhir. Kalau kemampuan mencetak gol mereka lebih ampuh, Timnas U-23 sudah pasti kalah telak.

Guinea sendiri diketahui sudah mempersiapkan diri dengan melakukan pemusatan latihan di Spanyol. Tim Syli U-23 mengejar mimpi lolos ke Olimpiade untuk pertama kali sejak edisi 1968. FGF (PSSI-nya Guinea) juga menunjuk Kaba Diawara sebagai pelatih.

Eks pemain Bordeaux itu sudah melatih Timnas senior Guinea sejak 2021, dan membawa negaranya lolos ke perempatfinal Piala Afrika 2023. Jadi, tergambar jelas seberapa serius ambisi Guinea U-23 untuk lolos ke Olimpiade.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline