Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Timnas U23, Debutan Penakluk Raksasa

Diperbarui: 26 April 2024   14:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadhan Sananta dan para pemain Garuda Muda merayakan kemenangan di duel perempat final Piala Asia U23 2024 timnas U23 Indonesia vs Korea Selatan di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Kamis (25/4/2024).(DOK PSSI via Kompas.com)

Datang sebagai tim debutan, tapi menjelma jadi tim pembunuh raksasa. Begitulah gambaran sederhana kiprah Timnas U23 di Piala AFC U23 2024.

Seperti diketahui, Tim Garuda Muda datang ke Qatar sebagai tim debutan, dan langsung tergabung bersama Australia, tuan rumah Qatar, dan Jordania. Sebuah grup yang bisa dibilang "grup neraka".

Apalagi, Timnas U23 sebenarnya hampir saja dipaksa tampil dengan materi pemain seadanya. Beruntung, Nathan Tjoe-A-On dan Justin Hubner bisa bergabung di saat terakhir, begitu juga dengan Marselino Ferdinan.

Biasanya, situasi seperti ini sudah cukup untuk membuat tim "kena mental" sebelum bertanding, dan itu sudah sering terjadi. Australia merupakan satu kekuatan di Asia, sementara Qatar dan Yordania sama-sama sedang berkembang pesat di Asia.

Witan Sulaeman dkk bahkan langsung kena pukulan telak, ketika dipaksa takluk 0-2 oleh Qatar di laga perdana. Meski secara permainan mampu mengimbangi, mereka masih kecolongan oleh strategi nakal alias "furbizia" ala Qatar.

Tapi, kekalahan itu justru menjadi satu titik balik, karena di pertandingan berikutnya, Timnas U23 mampu menyapu bersih kemenangan, dengan membekuk Australia 1-0 dan menghajar Jordania 4-1.

Selain tangguh secara mental, tim ini juga cukup kompak dan mulai mampu bermain taktis. Ketahanan fisiknya pun sangat oke. Di sini, publik sepak bola nasional akhirnya menemukan, kenapa pelatih Shin Tae-yong menggeber latihan fisik sangat intens, pada awal masa tugasnya.

Begitu juga dengan kebijakan PSSI yang belakangan rajin mencari pemain diaspora Indonesia di luar negeri, dengan kriteria sesuai rekomendasi pelatih.

Tak heran, Korea Selatan yang sejak tahun 1988 rutin tampil di cabang olahraga sepak bola Olimpiade, mewakili Asia, mampu dibuat repot. Sepasang gol Rafael Struick mampu mengejutkan Lee Young-jun dkk dan membuat skor imbang 2-2 bertahan sampai 120 menit plus injury time usai

Faktor keberadaan pelatih STY, yang memang pernah lama bermain dan melatih di Timnas Korea Selatan, memang punya andil cukup krusial, tapi kemampuan sang pelatih untuk membuat tim bermain lepas juga tak kalah menentukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline