Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Timnas Indonesia dan Mimpi yang Tersirat

Diperbarui: 12 Januari 2024   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. PSSI via KOMPAS.com

Piala Asia 2023 menjadi panggung terbesar Timnas Indonesia di level senior, untuk pertama kalinya sejak 2007. Tapi, keraguan tetap masih meliputi Timnas Indonesia.

Selain karena peringkat FIFA yang menjadi salah satu yang terendah di antara peserta turnamen, situasi sulit yang timbul di fase grup juga menjadi satu tantangan besar. Seperti diketahui, Tim Garuda satu grup dengan Jepang, Irak dan Vietnam.

Ketiganya adalah tim yang secara peringkat FIFA berada di atas Indonesia. Jepang dan Irak bahkan sama-sama pernah menjadi juara Piala Asia dan lolos ke Piala Dunia.

Ditambah Vietnam yang dalam sedekade terakhir berkembang pesat, Timnas Indonesia serasa menjadi pelanduk diantara tiga gajah. Dengan situasi seperti ini, rasanya kurang elok kalau Justin Hubner dkk sampai dibebani target lolos ke babak selanjutnya.

Soal kualitas, PSSI memang sudah berupaya mencari pemain diaspora Indonesia yang main di luar negeri (terutama Eropa) dan ada tujuh nama yang sudah bergabung untuk Piala Asia 2023, antara lain Justin Hubner, Rafael Struick, Ivar Jenner dan Elkan Baggott.

Keberadaan mereka, ditambah Marc Klok yang memang berstatus pemain naturalisasi, bisa jadi secuil harapan untuk Timnas Indonesia. Setidaknya, kelemahan soal postur tubuh bisa sedikit diakali.

Lagipula, strategi merekrut pemain diaspora telah menjadi satu fenomena umum di sepak bola modern. Di Piala Asia 2023, Malaysia bahkan diperkuat 14 pemain diaspora dan naturalisasi. Thailand dan Vietnam juga punya personel diaspora, meski jumlahnya hanya 1-2 pemain.

Jadi, tak ada yang aneh di sini. Irak dan Jepang saja punya pemain diaspora di tim mereka. Jepang punya Zion Suzuki, kiper blasteran Jepang-Nigeria, sementara Irak punya Zidane Iqbal, pemain blasteran Irak-Pakistan kelahiran Inggris.

Tapi, dengan persiapan tim yang secara garis besar tidak optimal, karena kerjasama tim yang kurang maksimal dan lini belakang yang terlihat rapuh, semua harapan tinggi yang diapungkan publik sepak bola nasional boleh dibilang merupakan satu mimpi tersirat.

(Bolasport.com)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline