Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Keputusan Carletto dan Mimpi Kosong Tim Samba

Diperbarui: 4 Januari 2024   09:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AFP/JOSEP LAGO via KOMPAS.com

Judul di atas mungkin terdengar sarkastik, tapi menjadi relevan, karena saga pencarian pelatih tetap Timnas Brasil ternyata masih berlanjut.

Seperti diketahui, pada pertengahan tahun 2023 lalu, CBF (PSSI-nya Brasil) sempat mengumumkan nama Carlo Ancelotti akan melatih Tim Samba di Copa America 2024.

Meski diumumkan langsung oleh Ednaldo Rodrigues, selaku Presiden CBF, dan ditindaklanjuti dengan penunjukan Fernando Diniz (Fluminense) sebagai pelatih interim, pengumuman ini masih terkesan sepihak, karena Don Carlo tak mengiyakan atau membantah.

Maklum, sang Italiano masih bertugas sebagai pelatih Real Madrid, dengan masa kontrak sampai tahun 2024. Dengan demikian, pengumuman ini hanya satu strategi publisitas CBF belaka, kalau tak boleh dibilang mimpi kosong, karena pro-kontra lalu datang di berbagai sisi.

Dugaan ini belakangan menjadi relevan, karena pada 7 Desember 2023 silam, pemerintah Brasil, melalui putusan Pengadilan Rio De Janeiro, secara sepihak mencopot Ednaldo Rodrigues dan menggantinya dengan Jose Perdiz (Hakim Kepala Pengadilan Tinggi Olahraga Brasil) sebagai Presiden sementara CBF.

Akibatnya, CBF terancam dibekukan FIFA, karena adanya intervensi pemerintah Brasil dalam kasus ini. Kurang lebih seperti yang dialami PSSI saat disanksi FIFA pada tahun 2015 silam.

Belakangan, rencana Brasil mengontrak Carlo Ancelotti pun berubah total, setelah pada Jumat (29/12) lalu Real Madrid resmi memperpanjang kontrak sang pelatih sampai tahun 2026.

Praktis, satu-satunya opsi realistis Selecao tinggal mempertahankan posisi Fernando Diniz sebagai pelatih Timnas Brasil. Kebetulan, sang pelatih juga baru saja membawa Fluminense juara Copa Libertadores dan masuk final Piala Dunia Antarklub tahun 2023.

Tapi, kalau boleh dirunut lagi, langkah ekstrem CBF ini adalah satu akumulasi dari rentetan masalah di sepak bola nasional Brasil secara umum. Mulai dari pengaturan skor sampai korupsi.

Dua masalah ini sudah cukup "berumur" dan sistematis. Pada gilirannya, masalah ini turut membudaya di level klub, dengan klub sekelas Santos FC bahkan terdegradasi tahun 2023, setelah sebelumnya diembargo transfer oleh FIFA dan terjerat krisis keuangan akibat salah urus manajemen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline