Judul di atas adalah pertanyaan yang pertama kali muncul di pikiran saya, saat Kompasiana mengumumkan periode pendaftaran nominasi Kompasiana Awards 2023.
Kalau nominasinya sudah final, saya sudah pasti akan memilih. Tapi, untuk tahun ini, jujur saya bingung harus menominasikan siapa.
Ada cukup banyak Kompasianer hebat, yang sesekali berinteraksi, bahkan saling bercanda, karena sudah kenal secara personal. Karena itulah, saya merasa agak sungkan kalau harus menominasikan salah dua atau tiga dari sekian banyak nama tersebut.
Secara pribadi, saya juga sungkan untuk menominasikan diri sendiri, karena selain tidak terlalu aktif berkomunitas, intensitas menulis saya juga masih belum stabil di tahun 2023.
Ditambah lagi, penghargaan seperti ini sebenarnya adalah perkara yang agak "wang-sinawang". Meski bisa diupayakan, bahkan dikejar sedemikian rupa, sebuah penghargaan selalu punya sisi kejutannya sendiri.
Kadang, mereka yang berusaha sedemikian rupa, malah harus rela melihat penghargaan itu justru memilih orang yang mungkin tidak pernah berharap.
Terlepas dari adanya faktor keberuntungan atau semacamnya, selalu ada sebuah "lelaku", dalam konteks ini upaya menulis, yang harus dilakukan untuk mencapainya.
Kalau tidak pernah menulis, tentu saja tidak akan dapat, karena Kompasiana sendiri adalah satu platform menulis.
Soal intensitas menulis, itu memang tergantung pada kemampuan masing-masing. Tidak semua orang kuat menulis banyak artikel sekaligus dalam sehari, meski jumlah tulisan sebenarnya bukan acuan mutlak.
Tapi, soal menang atau tidak, ini akan banyak ditentukan oleh orang lain yang memilih. Sama seperti bagus-tidaknya sebuah tulisan, yang akan menemukan penilaian lebih adil, jika dinilai oleh pembaca, bukan oleh penulisnya.