Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

"Zerbismo", "Zemanlandia" Versi Liga Inggris

Diperbarui: 3 Oktober 2023   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Roberto De Zerbi. (Dok AFP/Genya Savilov via Kompas.com)

Dalam setahun terakhir, Brighton menjadi satu sensasi di Liga Inggris, terutama sejak ditangani Roberto De Zerbi. Bersama pelatih asal Italia ini, mereka mampu berkembang pesat.

Tim yang tadinya hanya finis di papan tengah Liga Inggris, perlahan mulai menjelma jadi kuda hitam, bahkan lolos ke Liga Europa untuk pertama kalinya sepanjang sejarah klub.

Secara permainan, tim dari pantai selatan Inggris itu juga sukses menghadirkan satu warna baru. Dibanding tim kuda hitam pada umumnya, yang cenderung bermain simpel dan pragmatis. Secara mengejutkan, mereka justru berani menampilkan gaya main menyerang secara frontal.

Sepintas, pendekatan eks pelatih Sassuolo ini mirip dengan pendekatan "pressing" tinggi ala Marcelo Bielsa di Leeds United, karena sama-sama berani main frontal dengan tempo tinggi, meski timnya tak punya materi pemain mewah.

Hanya saja, pendekatan De Zerbi (yang belakangan dikenal dengan sebutan "Zerbismo") punya titik fokus lebih sederhana: setiap pemain harus tampil sebaik mungkin di posisi masing-masing (baik sebagai individu atau tim) dan berani menyerang tim lawan habis-habisan.

Ini jelas berbeda dengan pendekatan Bielsa atau "Bielsista", yang cenderung lebih kompleks. Maklum, selain menuntut timnya bermain frontal, pelatih asal Argentina itu juga biasa mendorong para pemain untuk bermain dengan tempo tinggi, dan bisa bermain di beberapa posisi berbeda, sehingga tim bisa menyerang maupun bertahan secara serempak

Roberto De Zerbi, membawa Brighton menjadi sensasi di Liga Inggris (Goal.com)

Berkat titik fokus inilah, performa "Zerbismo" tampak lebih stabil, bahkan cenderung meningkat ketimbang "Bielsista", yang cenderung lebih cepat kehabisan bensin dan menurun, khususnya setelah mampu dibaca lawan atau mengalami masalah cedera pemain.

Kalau dirunut lagi, sensasi seperti "Zerbismo" di Liga Inggris ternyata sudah pernah ada sebelumnya di Italia, yakni ketika sepak bola menyerang ala Zdenek Zeman mekar di Foggia, pada masa keemasan Liga Italia, tepatnya pada periode 1989-1994.

Sama seperti De Zerbi, Zeman juga pernah sukses menerapkan sepak bola menyerang di Foggia, klub kecil yang kini bermain di kasta ketiga Liga Italia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline