Dalam sepak bola, transfer pemain beserta dinamikanya menjadi satu fenomena umum. Ada yang murah, ada yang mahal. Ada yang bersinar, ada yang gagal total.
Kalau harganya murah, bahkan gratis, tapi sukses besar, kebanyakan orang akan langsung menyebutnya sebagai satu "transfer terbaik". Begitupun kalau harganya mahal tapi mampu mencetak banyak prestasi, atau minimal hobi mencetak gol di partai penting, seperti Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale, dua transfer termahal milik Real Madrid.
Tapi, ketika transfer itu mempertemukan seorang pemain berbakat istimewa tapi bermasalah, harga mahal, dan klub yang salah urus, sekuel masalah sudah menunggu di depan mata. Seperti terjadi pada kiprah Ousmane Dembele di Barcelona.
Pemain yang mencuat hampir bersamaan dengan Kylian Mbappe ini awalnya datang dengan membawa harapan besar. Barca bahkan rela menggelontorkan total dana 135 juta euro dan mengabaikan kesempatan memboyong Kylian Mbappe dari AS Monaco.
Maklum, ia datang setelah bersinar di Rennes dan Borussia Dortmund. Kedatangannya ke Nou Camp pun berurutan dengan kepergian Neymar ke PSG. Dengan kata lain, Dembele diplot sebagai pengganti sang Brasilero.
Kalau melihat bakatnya, pemain berdarah Mali ini memang punya potensi cukup besar. Sayang, bakat besar ini malah diimbangi dengan catatan indisipliner, yang pelan-pelan menggerogoti kebugarannya.
Memang, jebolan akademi Rennes ini ikut ambil bagian saat Timnas Prancis juara Piala Dunia 2018 dan mencapai final Piala Dunia 2022, tapi kontribusinya terbilang biasa saja.
Bahkan, pelatih Didier Deschamps menariknya di babak pertama, saat final Piala Dunia 2022, karena tampil buruk dan melakukan pelanggaran berbuah gol pembuka untuk Argentina.
Di Barcelona, kesempatan bermain Dembele juga terbatas karena beberapa kali terkena cedera otot dan lutut, mulai dari yang ringan sampai parah. Setiap musimnya, pemain Timnas Prancis ini rata-rata punya waktu minimal tiga bulan di ruang rehabilitasi, untuk pemulihan cedera.
Transfermarkt mencatat, satu-satunya musim saat tidak cedera parah datang di musim 2020-2021, dengan dirinya "hanya" absen selama 24 hari.