"Adakah sate yang rasanya tetap enak tanpa harus menambahkan terlalu banyak kecap manis?"
Pertanyaan di atas mungkin terdengar tidak biasa, khususnya kalau berkaitan dengan satu persepsi umum soal sate.
Bicara soal menu kuliner sate, satu bayangan umum yang muncul adalah, sebuah menu dengan bumbu kacang dan tambahan kecap manis melimpah. Kadang, rasa manisnya bisa semakin kuat, jika ditambah lagi dengan kecap botolan di meja.
Bagi penggemar berat kecap manis, mungkin rasa ini "terlalu manis untuk dilupakan", seperti kata Slank, tapi bagi mereka yang bukan penggemar berat kecap manis seperti saya, ini mungkin sedikit membingungkan.
Maka, ketika yang dicari adalah menu sate enak, tanpa perlu tambahan kecap manis terlalu banyak, pertanyaan di atas menemukan jawabannya pada menu sate merah di Sate Ratu.
Menu yang saya nikmati bersama rekan-rekan KJOG akhir pekan lalu ini menjadi satu sajian spesial. Dari segi rasa, varian sate ayam ini punya perpaduan pedas-manis yang pas. Tekstur dagingnya empuk, ukurannya cukup besar, dan seratnya tidak "nyangkut" di gigi.
Bagi mereka yang bukan penggemar sate pedas, tidak perlu khawatir karena Sate Ratu juga punya Sate Kanak yang tidak pedas. Selain Sate Merah, Sate Ratu juga punya menu andalan Lilit Basah dan Ceker Tugel.
Secara umum, kualitas rasa ini masih konsisten dengan yang sebelumnya pernah kami coba dua tahun silam. Ketika itu, tepatnya pada tahun 2021, saya dan rekan-rekan KJOG menyambangi restoran yang terletak di Condongcatur (Sleman) ini, tak lama setelah pindah dari lokasi lamanya di daerah Jalan Magelang.
Ketika itu, keputusan pindah lokasi diambil, karena kapasitas yang ada kurang memadai untuk menampung banyak pengunjung di restoran, dan parkir kendaraan.
Diluar kualitas rasa yang konsisten, Sate Ratu juga mengalami kemajuan cukup pesat dalam hal pelayanan. Ada manajemen waktu dan keramaian yang cukup rapi, sehingga konsumen tidak perlu menunggu terlalu lama (kurang lebih sekitar 10-15 menit) untuk mendapat tempat duduk, dan menikmati sajian menu.