Kesuksesan Timnas U-22 meraih medali emas SEA Games 2023 menjadi satu kabar gembira, khususnya bagi publik sepak bola nasional. Maklum, terakhir kali Indonesia meraihnya di edisi 1991, alias 32 tahun silam.
Mengenai kemenangan anak asuh Indra Sjafri, tentu sudah banyak bahasan soal pertandingan final yang panas dan dramatis melawan Thailand. Selain karena banyak gol tercipta, pertandingan yang berakhir dengan skor 5-2 untuk Tim Merah Putih juga diwarnai insiden baku hantam dan provokasi di pinggir lapangan.
Saking kacaunya, aparat keamanan sampai ikut melerai. Wasit Matar Ali Al Hatmi Qasim (Oman) pun sampai harus memberi injury time cukup lama di babak perpanjangan waktu, plus mengeluarkan 16 kartu kuning dan 6 kartu merah.
Tapi, apa yang ditampilkan Tim Garuda Muda di Phnom Penh menjadi buah manis dari persiapan matang dan disiplin tinggi. Salah satunya, lewat kebijakan puasa medsos, khususnya sejak menjelang babak semifinal melawan Vietnam.
Berkat kebijakan ini, para pemain terlihat fokus di lapangan, dan mampu bermain taktis. Entah dengan rencana A, B maupun C, semua tampak berjalan dengan baik.
Segaduh apapun media sosial, mereka tetap bisa fokus bermain, bahkan menuai hasil positif dalam beragam situasi tak ideal.
Di semifinal, rencana A, yakni memanfaatkan bola lemparan jauh Pratama Arhan sukses menghasilkan dua gol. Tapi, ketika pemain Tokyo Verdy itu dikartu merah wasit, tim tetap mampu meraih kemenangan 3-2, berkat rencana C berupa serangan sporadis di detik akhir.
Absennya Arhan memang sempat membuat Thailand tampak diatas angin, tapi Indonesia mampu memukul balik dengan kombinasi rencana B lewat lemparan jauh Alfeandra Dewangga dan rencana C yang berjalan cukup sukses, khususnya setelah unggul jumlah pemain.
Berkat fokus yang terjaga, meski kecolongan gol di detik akhir babak kedua, Marselino Ferdinan dkk tidak goyah di babak perpanjangan waktu, bahkan tak ciut nyali saat situasi sempat memanas. Hasilnya, mereka leluasa memanfaatkan kekacauan di kubu Thailand dan mencetak tiga gol kemenangan.
Tentu saja, ini kemenangan yang layak, karena Garuda Muda menunjukkan kematangan dan mental juara. Mereka terus berkembang sejak masa persiapan, dan mencapai puncak performa di saat yang tepat.