Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Apapun Hasilnya, Semoga Bebas Politisasi

Diperbarui: 15 Mei 2023   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Kompas.com)

Judul di atas adalah satu harapan saya, dan mungkin sebagian publik sepak bola nasional, soal final SEA Games 2023 cabor sepak bola, Selasa (15/5). Seperti diketahui, dalam laga ini, tim asuhan Indra Sjafri akan menghadapi Thailand, tim yang sudah lama jadi lawan sulit Indonesia level Asia Tenggara. 

Politisasi soal hasil pertandingan seperti ini sebenarnya sudah lama jadi satu kebiasaan di sepak bola nasional. Jangankan jadi juara, baru masuk final saja kadang ada saja yang mengklaim bahkan langsung menghubungi tim dan disorot media.

Berhubung 2023 adalah tahun menjelang pemilu, politisasi jelas jadi satu titik rawan. Apalagi, sepak bola terbilang olahraga yang bisa jadi isu seksi.

Walau hanya digoreng sedikit saja, pasti laku keras. Dengan sedikit bumbu politisasi, suasana bisa langsung gaduh. Rasionalitas pun bisa hilang entah kemana.

Kita tentu masih ingat, seberapa panas dan gaduh suasana saat Piala Dunia U-20 akhirnya batal digelar di Indonesia. Hanya karena politisasi, turnamen yang sudah di depan mata batal digelar, dan negara rugi triliunan rupiah.

Berangkat dari pengalaman itu, hasil final SEA Games 2023 juga bisa jadi titik rawan. Apapun hasilnya, peluang politisasi cukup terbuka. Selama ada yang bisa dijadikan panggung, disitulah politisasi ada.

Andai Timnas Indonesia U-22 menang, rasanya kita akan berkesempatan melihat baliho atau spanduk ucapan selamat dari politisi atau tokoh partai,  dengan pose gagah atau ukuran gambar wajah jauh lebih besar dari atlet pemenang. Ini sudah pernah terjadi saat atlet Indonesia meraih medali emas Olimpiade.

Kalau yang memberi ucapan selamat itu juga memberikan hadiah, sudah seharusnya, tapi kalau hanya jadi alat politisasi, itu memalukan.

Soal levelnya, SEA Games memang dua tingkat di bawah Olimpiade, tapi karena inj cabor sepak bola, euforianya akan tetap tinggi.

Selain karena terakhir kali meraih medali emas di SEA Games 1991, final di Kamboja juga menjadi satu titik simpang, dari ruwetnya sepak bola nasional. Kalau menang, mungkin ini bisa jadi alasan sempurna untuk menyebut semua baik-baik saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline