Bicara soal kiprah Tottenham Hotspur musim ini, rasanya seperti melihat sebuah sekuel film yang menceritakan masalah demi masalah. Saking lekatnya, "masalah" seperti jadi nama tengah mereka.
Padahal, di awal sampai menjelang pertengahan musim, performa tim asal kota London ini tampak menjanjikan. Papan atas Liga Inggris masih dalam jangkauan, dan fase gugur Liga Champions pun mampu dicapai.
Tim rival bebuyutan Arsenal ini juga mampu melanjutkan tren positif, setelah di musim sebelumnya finis di posisi empat besar Liga Inggris di bawah asuhan Antonio Conte, yang baru bergabung jelang paruh musim.
Dalam kondisi normal, sebuah tim bisa semakin berkembang, jika punya modal menjanjikan seperti ini. Seperti yang sejauh ini ditampilkan Arsenal bersama Mikel Arteta.
Apalagi, manuver belanja The Lilywhites juga terlihat gesit di bursa transfer, dengan nama-nama sekaliber Richarlison (Brasil), Cristian Romero (Argentina) dan Ivan Perisic (Kroasia) didatangkan sesuai keinginan sang bos.
Hasilnya, Spurs mampu mencatat start bagus di liga, dengan mencatat 23 poin di 10 laga awal. Tren positif ini juga berlanjut, dengan para pemain kunci macam Hugo Lloris, Richarlison, Son Heung Min, Ivan Perisic, Cristian Romero dan Harry Kane tampil baik di Piala Dunia 2022 bersama tim nasional masing-masing.
Tapi, disinilah masalah itu bermula. Selepas Piala Dunia di Qatar, grafik performa tim mendadak drop. Lini depan tumpul, lini belakang sering jebol, sementara lini tengah kering kreasi.
Penampilan seadanya ini akhirnya menghasilkan aneka masalah: terlempar dari posisi empat besar Liga Inggris, plus tersingkir di Piala FA dan Liga Champions.
Kombinasi masalah ini lalu meledak jadi masalah baru, karena Antonio Conte dicopot pada akhir Maret 2023, tak lama setelah membahas masalah di dapur tim secara blak-blakan pasca bermain imbang 3-3 melawan Nottingham Forest.
Secara etis, apa yang dilakukan pelatih asal Italia itu memang menyalahi etika profesional dan termasuk pelanggaran kontrak. Seperti yang sebelumnya terjadi juga pada Cristiano Ronaldo yang melakukan wawancara kontroversial dengan Piers Morgan di penghujung tahun 2022.