Dalam beberapa pekan terakhir, proses pencarian manajer baru Chelsea bergulir dengan beragam bumbu "plot twist" menarik. Seperti diketahui, proses yang dimulai sejak Graham Potter dicopot bulan April 2023 lalu ini menghadirkan sejumlah kandidat potensial.
Mulai dari nama besar yang berstatus tanpa klub seperti Luis Enrique dan Julian Nagelsmann, sampai pelatih muda macam Vincent Kompany (Burnley) dan Ruben Amorim (Sporting Lisbon) masuk radar.
"Plot twist" belakangan muncul, ketika Nagelsmann, Enrique, dan Amorim keluar dari daftar. Sebagai gantinya, nama Mauricio Pochettino muncul sebagai kandidat baru bersama Kompany yang masih bertahan di bursa pelatih baru.
Kalau dilihat dari corak taktiknya, manajemen Chelsea tampak ingin membangun tim dengan gaya main agresif dan enak dilihat. Kompany sukses membawa Burnley promosi ke kasta tertinggi Liga Inggris dengan gaya main ala Pep Guardiola, meski tergolong masih hijau sebagai pelatih.
Sementara itu, Pochettino cukup sukses bersama Southampton, Tottenham Hotspur, dan PSG, dengan gaya main agresif ala Marcelo Bielsa, pelatih nyentrik asal Argentina yang notabene mentornya semasa masih bermain
Tapi, kalau melihat situasi tim Chelsea era Todd Boehly, rasanya Pochettino adalah solusi menarik. Penyebabnya, bos Chelsea itu tampaknya menghendaki seorang "yes man" di timnya, supaya bisa mengontrol tim secara lebih luas.
Tuntutan soal pelatih bertipe "yes man" ini setidaknya sudah terlihat, dari keputusannya soal pelatih Chelsea sejauh ini. Thomas Tuchel dicopot, karena dianggap "menolak" intervensi pemilik, sementara Graham Potter sempat dipertahankan cukup lama (sebelum akhirnya dipecat) karena dianggap kooperatif dengan manajemen klub.
Kriteria inilah yang tampaknya tak dimiliki Nagelsmann dan Enrique, yang menghendaki kontrol penuh atas tim, selagi Amorim masih betah di Sporting Lisbon.
Belakangan, pebisnis asal Amerika Serikat itu juga masih terlihat santai, ketika pelatih interim Frank Lampard mencetak empat kekalahan beruntun, karena legenda Chelsea itu dinilai "kooperatif", dengan antara lain mengizinkannya masuk dan memberi ceramah di ruang ganti tim, tak lama setelah takluk 1-2 dari Brighton, pertengahan April 2023 lalu.