Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Konten Video, Makin Kesini Makin Kesana

Diperbarui: 28 Januari 2023   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Freepik.com)

Di era kekinian, platform aplikasi video menjadi satu hal yang jamak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari sebatas nonton film, video call, sampai live streaming, ada begitu banyak orang yang minimal pernah memakai.

Belakangan, seiring tumbuhnya digitalisasi, aplikasi video juga menjadi sarana mencari cuan yang cukup populer. Cukup bermodal koneksi internet, semua bisa diatur.

Bukan hanya dari YouTube saja, belakangan sudah ada begitu banyak platform video pendek yang bisa menjadi alternatif, lengkap dengan beragam cara mendapatkan pemasukan.

Ada yang berusaha mendapat "gift", ada yang mengumpulkan koin dari tugas tertentu (misalnya menonton video selama 1 jam) bahkan ada juga yang berani melakukan hal-hal absurd, hanya demi menarik perhatian publik dan viral.

Soal hal absurd, sudah banyak yang viral, dengan masa edar sebentar. Masalahnya popularitas instan seperti itu masih jadi primadona. Semakin cepat viral, peluang dapat banyak cuan instan pun semakin besar.

Makanya, ada banyak orang berlomba membuat konten video, dan ada begitu banyak tutorial membuat konten viral. Mulai dari soal tampilan sampai detail seperti optimasi algoritma, semua ada. Levelnya pun beragam, mulai dari yang benar-benar ahli sampai ahli jadi-jadian.

Tapi, dengan kecenderungan sebagian warganet kita untuk menyukai hal-hal bombastis, kualitas konten video yang ada layak dipertanyakan, karena semakin kesini semakin absurd.

Bukan hanya vulgar, levelnya bahkan lebih parah, bahkan ada yang sampai meninggal dunia gara-gara membuat konten terlalu ekstrim. Hanya karena demi viral, nyawa sampai melayang. Tak ada susu, bayi minum kopi pun jadi.

Jelas, itu tragis, bahkan cenderung konyol. Meski hanya selembar, harga nyawa sangat tidak sebanding dengan nilai materi dari konten video viral. Belum lagi kalau jenis musik latar yang digunakan tidak cocok dengan jenis konten yang disajikan, tapi tetap dipaksakan.

Kalau sudah begitu, apa yang bisa dinikmati?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline