Kekalahan 0-2 Timnas Indonesia atas Vietnam di semifinal Piala AFF 2022 membuat mimpi meraih trofi Piala AFF perdana buat Indonesia kembali sirna. Tapi, ada satu hal yang membuatnya tetap punya sisi positif.
Tanpa bermaksud menghibur diri, disadari atau tidak kegagalan kali ini justru membuka sudut pandang sebagian pecinta sepak bola nasional, khususnya soal seberapa parah keruwetan yang ada.
Dari kompetisi liga yang semrawut, bahkan menjadi satu penyebab awal Tragedi Kanjuruhan, federasi yang bobrok, sampai persiapan yang tidak maksimal. Semuanya sudah dikuliti sampai tuntas.
Uniknya, tidak banyak narasi yang hanya menyalahkan pelatih Shin Tae-yong dan meminta PSSI mengganti pelatih. Kalaupun ada, saran yang muncul cenderung bercanda, karena pelatih asal Korea Selatan itu dinilai layak untuk mendapat kesempatan lebih baik di tim lain.
Berhubung kontraknya akan selesai di tahun 2023 ini, kesempatan itu jelas cukup terbuka. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, Vietnam disebut tertarik mengontraknya, untuk mengisi pos lowong yang ditinggal Park Hang Seo seusai Piala AFF.
Oke, ini masih sebatas rumor, tapi kalau ternyata benar-benar terjadi, seharusnya ini jadi satu tamparan memalukan buat PSSI. Penyebabnya, pelatih yang dianggap "gagal" justru digaet tim rival, yang progresnya justru sudah setingkat di atas.
Di luar urusan pelatih dan kompetisi, kekalahan ini juga menampilkan secara jujur, seberapa jauh perkembangan sepak bola di Asia Tenggara, dan ada di mana level kualitas aktual sepak bola nasional.
Soal hasil akhir, Marc Klok dkk memang masih bisa menahan imbang Thailand dan Vietnam, plus menang 7-0 atas Brunei Darussalam. Tapi, kemenangan 2-1 atas Kamboja dan Filipina jelas menunjukkan, level kedua negara itu tidak jauh beda, kalau tidak boleh dibilang seimbang dengan Tim Garuda.
Kalau situasi itu tidak diseriusi, rasanya tidak mengejutkan kalau di masa depan, lolos dari fase grup Piala AFF saja bisa jadi semakin sulit dicapai.
Hal lain yang bisa kita lihat bersama adalah keberadaan pemain-pemain keturunan atau naturalisasi, yang sudah rutin sejak sedekade terakhir. Mereka terlihat mampu menambah kekuatan Timnas Indonesia.