Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Di Balik Kejutan Bersejarah Timnas Maroko

Diperbarui: 11 Desember 2022   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Goal.com)

Piala Dunia 2022 telah menghadirkan banyak kejutan. Ada tiga wakil Asia di fase gugur, Jerman stagnan, Brasil dipaksa menangis, generasi emas Belgia kadaluarsa, dan Kroasia yang kembali menggebrak.

Tapi, kalau boleh menyebut apa yang jadi kejutan terbesar di Qatar, maka itu adalah kiprah Timnas Maroko. Secara luar biasa, mereka sukses menjadi tim Afrika pertama yang bisa lolos ke semifinal Piala Dunia.

Capaian ini diraih Sabtu (10/12), setelah gol tunggal Youssef En-Nesyri di akhir babak pertama tak mampu dibalas Portugal. Kemenangan 1-0 Tim Singa Atlas di perempatfinal Piala Dunia 2022 melanjutkan catatan impresif mereka di Qatar, sebagai tim yang belum terkalahkan dan hanya kebobolan satu gol.

Sebelum membuat Cristiano Ronaldo menangis tersedu-sedu, wakil Afrika ini sukses mengalahkan Spanyol 3-0 (0-0) di babak adu penalti, setelah menjadi juara di fase grup, dalam grup yang dihuni Belgia, Kroasia (yang juga lolos ke semifinal) dan Kanada.

Soal gaya main, Maroko mungkin bukan tim yang disukai mereka yang mengharapkan banyak gol. Tapi, sebagai sebuah unit, tim ini cukup menarik untuk dilihat, karena menghadirkan sisi lain di balik layar, yang bisa jadi pembelajaran.

Dalam hal kebijakan misalnya, FRMF (PSSI-nya Maroko) cukup berani tapi terukur. Selain membangun sistem pembinaan pemain muda di dalam negeri, mereka juga memantau pemain keturunan Maroko, baik yang lahir di luar negeri maupun bermain di luar negeri.

Hasilnya bisa kita lihat dari keberadaan pemain-pemain macam Sofyan Amrabat (Fiorentina), Hakim Ziyech (Chelsea) Noussair Mazraoui (Bayern Munich) dan Achraf Hakimi (PSG). Tiga nama pertama lahir di Belanda, sementara nama terakhir lahir di Spanyol.

Langkah ini jadi terasa logis, karena di masa lalu ada pemain keturunan Maroko yang sempat beredar di liga-liga top Eropa, tapi memperkuat negara lain, misalnya Ibrahim Afellay (Belanda) dan Munir El Haddadi (Spanyol) yang sama-sama pernah bermain di Barcelona.

Di sektor kepelatihan, induk sepak bola Maroko ini juga sempat mengambil keputusan mengejutkan, saat menunjuk Walid Regragui menggantikan Vahid Halilhodzic bulan Agustus 2022, atau hanya tiga bulan sebelum Piala Dunia 2022 dimulai.

Meski sukses membawa tim lolos ke Qatar, keputusan Halilhodzic menepikan bintang bintang macam Hakim Ziyech dan Mazraoui karena alasan disipliner mengundang polemik yang merusak harmoni tim. Apa boleh buat, pelatih berpengalaman asal Bosnia Herzegovina itu akhirnya harus lengser.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline