Pada Rabu (14/9) Timnas U-20 Indonesia memulai perjalanan di Kualifikasi Piala Asia U-20 dengan mulus, berkat kemenangan 4-0 atas Timor Leste. Trigol Hokky Caraka dan satu gol Rabbani menjadi respon sempurna, setelah di pertandingan lain Vietnam menggasak Hongkong 5-1.
Dari segi kualitas, anak-anak asuh Shin Tae-yong memang berada di atas lawan. Sejumlah peluang berikut dominasi penguasaan bola mampu membuat permainan lawan tidak berkembang.
Tapi, tetap ada catatan, yang muncul dalam pertandingan di Stadion Gelora Bung Tomo ini. Secara khusus, catatan ini berkaitan dengan aspek kerjasama tim.
Dari segi skema permainan, Muhammad Ferrari dkk memang menunjukkan gaya main yang cukup terstruktur. Ada proses membangun serangan dari bawah, lengkap dengan variasi umpan pendek dan panjang.
Memang, sudah tidak banyak umpan umpan sporadis khas sepak bola nasional. Tapi, jarak antarpemain yang cukup renggang membuat akurasi umpannya kurang optimal.
Alhasil, serangan-serangan yang dibangun kadang masih patah-patah, terutama di sekitar kotak penalti lawan. Pada situasi ini, pemain kadang bingung harus mengumpan kemana.
Praktis, saat harus segera ambil keputusan, pemain kadang tampak memaksakan diri untuk menggiring atau menembak langsung bola. Situasi ini beberapa kali membuat pemain lawan punya pilihan mudah untuk mengantisipasi.
Di sisi lain, masih renggangnya jarak antarpemain juga membuat skema "pressing" yang coba diterapkan jadi kurang maksimal. Malah, ini beberapa kali menciptakan celah yang mampu dimanfaatkan lawan untuk menyerang balik.
Untuk urusan yang satu ini, para pemain Timor Leste memang punya kecepatan yang cukup bikin repot lini belakang Garuda Muda. Beberapa peluang pun mampu dibuat.
Beruntung, kualitas penyelesaian akhir mereka belum maksimal, dan lini belakang masih mampu menutup celah yang terbuka. Gol balasan pun batal tercipta.