Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Sisi Lain Kiprah "Abroad" Pemain Indonesia

Diperbarui: 11 Agustus 2022   00:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jordi Amat, Asnawi Mangkualam, Pratama Arhan dan Elkan Baggott (Sindonews.com)

Dalam beberapa tahun terakhir, ada beberapa pemain sepak bola Indonesia yang "go abroad" alias bermain di luar negeri dengan durasi beragam. Ada yang hanya sebentar, ada juga yang cukup awet.

Di Timnas senior Indonesia generasi terkini, ada Pratama Arhan (Tokyo Verdy) dan Asnawi Mangkualam (Ansan Greeners) yang bermain di klub kasta kedua Liga Jepang dan Korea Selatan. Ada juga Saddil Ramdani (Sabah FC) yang bermain di kasta tertinggi Liga Malaysia.

Bukan cuma di Asia, pemain Timnas Indonesia juga ada yang berkiprah di Eropa. Ada Egy Maulana Vikri (Zlate Moravce) dan Witan Sulaeman AS Trencin) di kasta tertinggi Liga Slovakia, dan Elkan Baggott (Gillingham, dipinjam dari Ipswich Town) yang bermain di kasta keempat Liga Inggris.

Nama-nama di atas masih akan bertambah, karena pemain keturunan seperti Jordi Amat (JDT, Malaysia), Shayne Pattynama (Viking FK, Norwegia) dan Sandy Walsh (KV Mechelen, Belgia) sedang dalam proses naturalisasi.

Jordi Amat dan Sandy Walsh bahkan disebut-sebut akan resmi menjadi WNI pada akhir Agustus 2022. Jika semua berjalan lancar, mereka bisa debut dalam laga uji coba resmi bertajuk "FIFA Match Day" melawan Timnas Curacao, bulan September mendatang.

Terlepas dari pro-kontra soal naturalisasi (kecuali pada kasus Elkan Baggott, yang memang punya kewarganegaraan ganda terbatas, sebelum akhirnya memilih menjadi WNI di usia 18 tahun) kiprah pemain Timnas Indonesia di luar negeri telah menghadirkan satu sisi menarik.

Bukan, ini bukan semata soal peningkatan jumlah followers akun media sosial klub tujuan mereka secara drastis. Ini soal perubahan persepsi yang pelan-pelan hadir di media dan warganet kita, khususnya soal label "klub atau liga antah berantah".

Seperti diketahui, label ini sebelumnya biasa dipakai media, untuk merujuk liga di luar liga top Eropa atau liga kompetisi kasta tertinggi di luar negeri. Kebiasaan ini juga menular di kalangan warganet, umumnya karena faktor familiaritas.

Tapi seiring dengan masuknya pemain-pemain Indonesia di kompetisi luar negeri, keberadaan label ini pelan-pelan mulai terkikis. Sekalipun nama klub atau liganya sekilas terdengar asing, ternyata itu bukan masalah.

Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman (Tribunnews.com)

Besarnya rasa bangga publik sepak bola nasional dan media (walau kadang agak overproud) membuat mereka bersedia mengikuti terus kiprah pemain Indonesia di luar negeri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline