Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Saat Saya Bertemu "Scammer" di Instagram

Diperbarui: 14 Juli 2022   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Express.co.uk)

Dalam dunia digital, ada sisi hitam putih yang menjadi bagian tak terpisahkan darinya. Di balik manfaatnya yang luar biasa, terdapat juga potensi kerugian, terutama dari pihak yang tidak bertanggung jawab, termasuk pelaku scam alias scamner, sebuah modus kejahatan siber.

Pada masa lalu, scamner biasa muncul di layanan email. Belakangan, mereka ikut melebarkan sayap ke media sosial, termasuk Instagram.

Mau tak mau, ini membuat semua pengguna media sosial berada dalam risiko serupa. Scammer bisa sewaktu-waktu mampir, termasuk ke akun media sosial kita. Kebetulan, saya punya satu pengalaman berkaitan dengan scammer di media sosial.

Pengalaman bertemu scamner itu baru saja saya alami Selasa (12/7) lalu berawal dari "like" nya pada salah satu postingan foto saya di Instagram, dia lalu mengirim pesan perkenalan kepada saya, dan memperkenalkan dirinya sebagai seorang wanita berusia 32 tahun asal Korea Selatan, yang sedang berbisnis di Malaysia.

Sebenarnya, obrolan yang tercipta sederhana saja, seperti obrolan di pelajaran bahasa Inggris tingkat sekolah. Begitupun saat esok harinya dia kembali mengirimkan pesan di Instagram saya.

Sekali lagi, obrolan sederhana muncul, dan tak ada yang aneh. Keanehan baru muncul, saat sang eonni secara tiba-tiba mencoba meminta nomor WhatsApp saya. Bukan cuma sekali, tapi berulang.

Di sini, saya merasa curiga, karena dia tampak mulai ngotot. Tapi, saya masih bisa menolak, karena merasa ini tidak biasa. Terlalu cepat, dan jujur saja, too good to be true.

Saya memang cukup suka nonton drama Korea, terutama yang bergenre komedi atau action. Tapi, ketika seorang eonni dari Korea Selatan meminta nomor kontak saya dalam waktu secepat itu, saya rasa ini tidak nyata.

Kecurigaan lain datang, dari komposisi followers nya, yang kebanyakan tidak berasal dari Negeri Ginseng. Sekalipun postingannya terlihat asli, rasa curiga saya unggul dengan skor 2-1 atas keyakinan saya.

Segera setelah saya meninggalkan ruang obrolan dengan sang terduga "scammer", saya lalu coba kroscek dengan mengirim pesan kepada seorang kawan lama, yang sudah saya kenal sejak masa sekolah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline