Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Norwich City dan Bayang-bayang Siklus Yo-yo

Diperbarui: 22 Maret 2022   02:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teemu Pukki dan Milot Rashica, duet lini depan Norwich City (Sportsmole.co.uk)

Dalam beberapa tahun terakhir, ada satu fenomena menarik di Liga Inggris. Bukan dari klub papan atas, tapi dari Norwich City, klub yang saat ini terjebak di posisi juru kunci klasemen sementara.

Klub berkostum kuning-hijau ini menampilkan satu tren layaknya tim yo-yo. Dalam empat musim terakhir, mereka gemar naik-turun kasta,

Dari juara Championship Division ke Liga Premier Inggris, lalu degradasi ke Championship Division, sebelum akhirnya promosi lagi ke Liga Premier Inggris, sebagai tim juara kompetisi kasta kedua Liga Inggris musim 2020/2021.

Dari segi materi pemain, klub penghuni Stadion Carrow Road ini memang punya kemampuan cukup bagus untuk mengejar tiket promosi.

Dimulai dari kedatangan Daniel Farke (Jerman) di kursi pelatih di musim panas 2017, The Canaries mulai membangun kembali tim secara perlahan.

Setelah finis di posisi 14 Championship Division musim 2017-2018, nama-nama seperti Tim Krul (Belanda), Emiliano Buendia (Argentina), dan Teemu Pukki (Finlandia) didatangkan ke klub Norfolk, untuk menambah kekuatan tim.

Ketiganya lalu menjadi pemain kunci yang membantu tim menjuarai kompetisi kasta kedua Liga Inggris musim 2018-2019, dengan nama terakhir meraih penghargaan Pemain Terbaik dan Pencetak Gol Terbanyak.

Di awal musim, 2019-2020, The Canaries sempat mengejutkan dengan mengalahkan Manchester City 3-2. Tapi, rentetan hasil buruk yang datang setelahnya, membuat mereka terpuruk di zona merah.

Memang, Teemu Pukki mampu mencetak 11 gol, dan tim ini mampu lolos ke babak perempatfinal Piala FA, berkat kegemilangan Tim Krul saat babak adu penalti di markas Tottenham Hotspur. Seperti diketahui, kiper asal Belanda itu memang dikenal jago di babak tos-tosan.

Sayangnya 24 poin yang mereka dapat tak mampu menghindari jeratan degradasi. Secara tragis, mereka terdegradasi ke kasta kedua, sebagai tim juru kunci klasemen akhir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline