Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

"Crazy Rich" Sudah, Koruptor Kapan?

Diperbarui: 12 Maret 2022   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (CNBCIndonesia.com)

Menyusul ditangkapnya "crazy rich" Indra Kenz dan Doni Salmanan akibat tersangkut kasus investasi bodong, banyak orang yang dibuat terkejut, karena ada pasal berlapis, antara lain penipuan dan pencucian uang, yang siap menjerat, dengan potensi sanksi pidana mencapai 20 tahun plus dimiskinkan.

Dengan jumlah korban mencapai ribuan orang, lengkap dengan total aset mencapai triliunan rupiah yang dibekukan pihak berwajib, hukuman ini sangat masuk akal. Ada potensi efek jera, sepanjang sanksinya tidak didiskon, layaknya promo belanja online.

Ini juga bisa menjadi peringatan keras untuk para "crazy rich", untuk tidak asal pamer kekayaan di media sosial. Maklum, Kementerian Keuangan melalui Ditjen Pajak sudah mulai memonitor para "crazy rich".

Jika terbukti ada lagi "crazy rich" yang mendapat kekayaan dengan cara tidak benar, rasanya Indra Kenz dan Doni Salmanan bukan nama terakhir yang akan diciduk aparat.

Langkah awal yang dilakukan pihak berwajib pada "crazy rich" bermasalah ini sudah tepat, dan layak dilanjutkan, karena sudah dilengkapi efek jera.

Pertanyaannya, kapan koruptor akan dibeginikan juga?

Pertanyaan ini mungkin ada di pikiran sebagian orang Indonesia, karena akhirnya ada tindakan tegas, untuk para bandit pencuri uang masyarakat.

Memang, pelaku korupsi di negeri ini masih mendapat sanksi hukum, tapi minim efek jera. Padahal, jumlah kasusnya masih tinggi, dengan akumulasi nilai kerugian negara tak kalah besar.

Satu lagi, efek kerusakan korupsi ini juga cukup mengerikan. Koruptor kurang lebih sama seperti "crazy rich" bermasalah yang suka pamer dan menawarkan cara mudah (tapi ilegal) untuk menjadi kaya.

Ini jelas meracuni pikiran banyak orang, dan menjadi penyakit yang harus diberantas. Keduanya sama-sama mencuri, dan merusak secara sistematis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline