Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Melihat Harry Maguire, Melihat Manchester United

Diperbarui: 10 Maret 2022   15:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekspresi Harry Maguire (tengah) usal laga Leeds vs Manchester United berakhir. Laga yang digelar di Stadion Elland Road, Minggu (20/2/2022) malam WIB, itu berjalan sengit dengan hasil akhir untuk kemenangan Man United.(AFP/PAUL ELLIS via KOMPAS.com)

Dalam sebuah tim, keberadaan seorang kapten adalah satu hal penting. Selain menjadi kepanjangan tangan pelatih di lapangan, kapten adalah satu sosok yang jadi panutan rekan setimnya, dan menjadi gambaran umum tentang kondisi tim itu sendiri.

Jika sang kapten mampu memberikan contoh bagus, maka tim akan bermain bagus juga. Sekalipun si kapten ini temperamental, selama contohnya positif, dengan jiwa kepemimpinan kuat, seharusnya semua akan baik-baik saja.

Kita tentu ingat, bagaimana Sergio Ramos mampu memimpin barisan pemain bintang di Real Madrid, seperti halnya Roy Keane di Manchester United. Mereka temperamental dan tak segan bermain kasar, tapi terbukti mampu menjadi kapten tim yang sukses.

Dalam artian, mereka disegani teman dan lawan, juga mampu menjadi penyemangat saat tim terpuruk.

Yang jadi masalah adalah, jika si kapten itu "rajin" memberi contoh kurang baik. Bukan karena perilaku buruk di luar lapangan, tapi dari penampilan kurang baik di lapangan.

Akibatnya, ia justru menjadi pemain yang disukai lawan, tapi ditakuti rekan setim dan suporter sendiri. Kasus ini terbilang langka, tapi inilah yang terjadi di Manchester United, dengan Harry Maguire sebagai kaptennya.

Datang sebagai bek tengah termahal di dunia dengan ongkos 80 juta pounds pada tahun 2019, pemain berpostur tinggi 194 cm ini memang punya catatan performa bagus di Leicester City dan cukup diandalkan di Timnas Inggris.

Sepintas, rekam jejak eks pemain Hull City ini terlihat meyakinkan, mirip seperti rekam jejak Virgil Van Dijk di Southampton, bahkan sedikit lebih bagus, karena sukses membantu Timnas Inggris lolos ke semifinal Piala Dunia 2018.

Kebetulan, pemain asal Belanda itu juga datang ke Liverpool, sebagai bek tengah termahal dunia dengan ongkos 75 juta pounds, satu setengah tahun sebelumnya.

Dari sini, kita bisa melihat, United coba meniru langkah Liverpool, dan tak malu mengakuinya. Kebetulan, baik Van Dijk maupun Maguire sama-sama palang pintu berpostur tinggi besar.

Tapi, waktu menunjukkan, ada sebuah paradoks dari mereka berdua. Maguire malah menjelma menjadi kapten tim yang ditakuti rekan setim dan suporter sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline