Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Sisi Lain Iklan Internet

Diperbarui: 2 Maret 2022   18:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Freepik.com)

Di era digital ini, keberadaan iklan menjadi satu hal tak terpisahkan dalam sebuah konten. Selain traffic kunjungan, iklan memang jadi elemen kunci dalam menarik profit, karena dari sanalah adsense didulang.

Sampai di sini, keberadaan iklan bisa dimengerti. Semua ingin mendapat cuan, dan ketika ada sarana legal untuk mendapatkannya, maka itu layak dimaksimalkan.

Masalahnya, semakin ke sini, keberadaan iklan itu semakin tidak terkendali. Dari jumlahnya yang semakin banyak, sampai bentuknya yang makin beragam.

Semakin ke sini, iklan-iklan itu semakin kelewat batas. Ada yang menutupi konten, ada yang menyatu dengan konten, misalnya iklan di konten video.

Jika konten aslinya berdurasi panjang, keberadaan iklan ini masih bisa diterima, karena masih wajar. Tapi, kalau konten aslinya berdurasi pendek, misalnya hanya 2 menit, tapi iklannya berdurasi 5 menit, ini jelas sulit diterima, karena sudah tidak wajar.

Oke, sang kreator mungkin akan berharap iklan di kontennya tidak di skip demi cuan. Tapi, penonton berhak ambil sikap, karena mereka datang untuk menikmati sajian konten, bukan menonton paksa iklan.

Bagian mengganjal lain soal iklan di konten video adalah, koneksinya yang selalu lancar jaya. Padahal, koneksi internet saat mengakses konten kadang tidak stabil, bahkan terputus-putus saat cuaca buruk.

Bukan cuma itu, koneksi lancar di iklan ini juga mampu menyedot cukup banyak data. Jika frekuensinya sering, saya bisa pastikan, selalu ada sebagian paket data konsumen, yang terpakai karena "dipaksa" mengakses konten video iklan, yang seharusnya boleh untuk tidak diakses.

Memang, mencari untung lewat media yang legal seperti iklan tidak dilarang. Masalahnya, itu menjadi ilegal jika dipaksakan dan merugikan.

Bentuk iklan lain yang cukup mengganggu adalah iklan "pop up" yang jika diklik memunculkan iklan-iklan lain. Dalam perkembangannya, "pop up" ini berkembang menjadi sarang "virus", entah berupa "phising" atau "adware", alias virus berwujud iklan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline