Sejak mekarnya "Total Football" di Ajax Amsterdam dan Timnas Belanda era 1970-an, sepak bola Belanda rutin menghadirkan sosok pemain dan pelatih jempolan dari masa ke masa. Salah satu sosok itu adalah Guus Hiddink (74).
Bersama Louis Van Gaal, Hiddink menjadi salah satu pelatih Belanda tersukses di era modern. Keduanya sama-sama punya kemampuan taktis dan prestasi mumpuni.
Meski tak sekeras Van Gaal, sosok yang dulunya bermain sebagai gelandang ini tak segan untuk bertindak tegas. Momen ini antara lain terjadi saat dirinya memulangkan Edgar Davids pada Euro 1996 di Inggris, setelah Si Pitbull kedapatan berkomentar kurang pantas di media.
Meski begitu, ia tak segan memberi kesempatan kedua pada Davids, yang ikut ambil bagian di Piala Dunia 1998. Di sini, terlihat jelas kemampuannya dalam hal membuat tim menjadi satu kesatuan yang kompak.
Sebagai pemain, Guus Hiddink menghabiskan sebagian besar karier bermainnya di De Graafschaap, NEC Nijmegen dan sebentar di PSV Eindhoven antara tahun 1967-1982. Sosok kelahiran 8 November 1946 ini lalu memulai perjalanannya di dunia kepelatihan, dengan menjadi asisten pelatih De Graafschaap dan PSV antara tahun 1982-1987.
Peran sebagai pelatih kepala baru dijabatnya pada pekan-pekan akhir musim 1986/1987, kala menggantikan posisi Hans Kraay di PSV. Berkat kesuksesan meraih juara liga di akhir musim, klub lalu menjadikan sang caretaker sebagai pelatih tetap.
Musim penuh pertamanya sebagai pelatih pun dimulai pada musim 1987/1988, dengan langsung menghadirkan prestasi gemilang bagi De Rood-Witten.
Dalam tim yang antara lain diperkuat Ronald Koeman, Hans Van Breukelen dan Wim Kieft, PSV Eindhoven sukses berjaya di Belanda dan Eropa.
Di dalam negeri, tim milik perusahaan Phillips ini sukses mengungguli Ajax besutan Johan Cruyff di klasemen akhir Eredivisie, dan mengalahkan Roda JC di final Piala Belanda. Di Liga Champions Eropa, titel pertama (dan masih satu-satunya) diraih, setelah menang adu penalti atas Benfica (Portugal) dengan skor 6-5.
Prestasi ini sekaligus mengukuhkan status De Lampen sebagai klub "The Big Three" Eredivisie Belanda, bersama Ajax Amsterdam dan Feyenoord Rotterdam. Ketiganya merupakan klub tersukses di Liga Belanda yang sama-sama pernah juara Liga Champions.