Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Egy dan FK Senica, antara Teknis dan Ekonomis

Diperbarui: 1 September 2021   19:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Momen peresmian transfer Egy Maulana Vikri ke FK Senica (Tribunnews.com)

Deadline day bursa transfer musim panas Eropa, yang baru saja selesai, Selasa (31/8), menyisakan banyak cerita. Salah satunya melibatkan Egy Maulana Vikri, yang berlabuh ke FK Senica, klub Fortuna Liga, kompetisi kasta tertinggi Liga Slovakia.

Sebelumnya, pemain kidal ini berstatus tanpa klub, setelah kontraknya di Lechia Gdansk (Polandia) tak diperpanjang. Meski ikut meraih trofi Piala Polandia dan Piala Super Polandia, menit bermainnya di tim utama sangat terbatas.

Selama tiga tahun di sana, jebolan SKO Ragunan ini lebih banyak bermain di tim cadangan atau duduk manis di bench. Selebihnya, ia lebih moncer sebagai ikon klub di sektor pemasaran, dengan membantu klub menjaring banyak follower di media sosial, dan menarik Paytren sebagai sponsor.

Kurangnya menit bermain jadi penyebab, yang akhirnya membuat pemain kidal ini memilih hengkang. Tawaran kontrak baru dari Lechia ditolak, sebelum akhirnya resmi pindah ke FK Senica.

Di klub asuhan Pavel Sustr itu, Egy mengenakan nomor punggung 17, dan diikat kontrak percobaan selama 6 bulan, dengan opsi perpanjangan kontrak selama satu setengah tahun, jika menit bermainnya memenuhi syarat.

Sekilas ini terlihat riskan, karena waktunya cukup mepet. Tapi, "kontrak magang" ini jauh lebih baik ketimbang "trial", karena durasi trial paling lama hanya sebulan dan serba tak pasti.

Kalau ternyata tak diterima, nasib si pemain bisa terkatung-katung. Mau pulang atau mencari klub baru di Eropa sama-sama sulit, karena bursa transfer sudah tutup setelah trial.

Karena masih berusia 21 tahun dan didapat secara gratis, Egy jelas menjadi opsi murah yang menguntungkan. Dari segi trafik di media sosial saja, klub berjuluk Zahoravi (The Burners) sudah ketiban durian runtuh.

Sejak jebolan Timnas U-19 ini datang saja, jumlah followers di media sosial klub meroket tajam. Satu fenomena langka, karena mereka bukan klub langganan juara liga seperti halnya Slovan Bratislava atau MSK Zilina.

Boleh dibilang, klub yang berdiri tahun 1921 ini hanya punya basis fans skala kecil. Tapi, mereka tahu persis, Egy bisa menghadirkan efek seperti yang sudah dilakukannya di Polandia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline