Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Kisah Sumir Hotelisasi di Yogyakarta

Diperbarui: 22 Februari 2021   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hotel Tentrem Yogyakarta (Kompas.com)

Dalam beberapa tahun terakhir, maraknya pembangunan hotel baru, seiring pertumbuhan pesat jumlah wisatawan yang datang ke Yogyakarta menjadi satu hal yang sempat mengundang pro kontra.

Di satu sisi, ini memang akan bermanfaat secara ekonomi, karena bisa menyerap banyak tenaga kerja. Selain itu, perkembangan sektor pariwisata pun bisa ikut terdongkrak, dan bisa berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi mikro dan makro.

Memang, dalam posisinya sebagai salah satu daerah destinasi wisata, Yogyakarta butuh infrastruktur pendukung, salah satunya hotel. Tak heran, perizinan membangun hotel baru di sini cukup longgar, dan pemilik hotel berbondong-bondong datang membangun hotel baru.

Masalahnya, pembangunan hotel baru di sini tergolong jor-joran, dan kurang memikirkan efek jangka panjang. Misalnya, masalah lingkungan terkait masalah kualitas air tanah, atau potensi banjir di area padat penduduk, akibat berkurangnya lahan resapan seperti di Jakarta.

Begitu juga dengan efek sosial, terkait lunturnya identitas atau karakteristik suatu daerah, akibat tergusurnya lahan pemukiman penduduk, karena dijadikan hotel.

Sebagai informasi, pembangunan hotel di Yogyakarta tak hanya terpusat di satu area tertentu, layaknya di Bali, tapi merata di berbagai area, mulai dari pusat kota sampai pinggiran kota.

Belum lagi, jika homestay atau rumah kost (untuk pelajar dan mahasiswa) yang juga banyak dibangun, ikut masuk hitungan. Jumlahnya seperti jamur di musim hujan.

Awalnya, semua terlihat baik-baik saja. Kekhawatiran semacam ini dianggap angin lalu, karena perputaran uang yang masuk cukup besar. Meskipun, argo pertumbuhan upah minimum regional di sini nyatanya tetap santai dari tahun ke tahun.

Tapi, seiring merebaknya pandemi Corona, berbagai sektor ikut terimbas, bahkan kolaps. Salah satu sektor yang kolaps adalah sektor pariwisata.

Alhasil, kekhawatiran yang sempat jadi angin lalu itu justru menjadi satu masalah besar, yang kini jadi PR besar semua pihak terkait.

Wujudnya bukan berupa masalah lingkungan, tapi mangkraknya sejumlah hotel akibat terus merugi. Bahkan, ada juga yang dijual secara online, seperti pada link iklan berikut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline