Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Menyikapi Infodemi di Masa Pandemi

Diperbarui: 9 Januari 2021   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Freepik.com)

Di era digital ini, informasi menjadi satu hal yang sangat mudah didapat. Jumlahnya pun sangat banyak, dengan kecepatan update luar biasa.

Kemudahan ini tentu akan banyak membantu orang untuk selalu up to date dengan situasi atau tren yang berkembang. Tapi, bukan berarti semua akan baik-baik saja, terutama di masa pandemi Corona seperti sekarang.

Penyebabnya, ada efek samping yang bisa jadi cukup berbahaya, terutama jika tak dicermati dengan baik. Di masa pandemi, efek samping itu disebut sebagai Infodemi.

Secara umum, Infodemi dapat diartikan sebagai informasi berlebih akan sebuah masalah, sehingga kemunculannya dapat mengganggu usaha pencarian solusi terhadap masalah tersebut, bahkan memperburuk keadaan.

Meski tak perlu diobati dengan penanganan medis, cara kerja Infodemi cukup mirip dengan penyebaran virus: bisa menyebar dengan sangat cepat, dalam cakupan wilayah luas.

Daya rusaknya akan semakin hebat, jika ada hal-hal sensitif yang ikut membumbui, seperti politik dan SARA. Apalagi, jika media punya sudut pandang tidak objektif.

Kalau sudah begini, bukan informasi tapi racunlah yang didapat khalayak. Hilangnya nilai objektivitas dalam suatu informasi hanya akan menghasilkan sentimen keberpihakan. Kalau sudah begini, ujungnya debat kusir, seperti pada masa Pemilu 2019 dulu.

Belum lagi, jika pengambil keputusan atau pihak terkait kurang cermat dalam mengambil keputusan. Bukannya membantu, kepanikanlah yang didapat.

Masalah akan semakin kompleks, jika pihak-pihak yang sebenarnya kurang kompeten, ikut berbicara tentang isu kesehatan. Belum tentu mencerahkan, tapi bisa saja menambah keresahan.

Dalam situasi saat ini, penambahan jumlah kasus baru penderita virus Corona yang terus meningkat, justru menunjukkan, seberapa merusak efek samping Infodemi lainnya, yakni menimbulkan rasa jenuh dan ketidakpedulian di masyarakat.

Terlalu banyaknya jumlah informasi yang beredar, khususnya yang menyebar perspektif ketakutan, justru bisa jadi bumerang. Kadang, rasa takut berlebihan bisa mendorong orang untuk bertindak nekad.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline