Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Sebuah Angka, Sebuah Cerita

Diperbarui: 10 Oktober 2020   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Vecteezy.com)

Bicara soal partisipasi atau kontribusi, biasanya ada angka yang jadi penanda. Misalnya, saat satu momen pencapaian dicatat. Ada yang menandai "debut" atau penampilan pertama sebagai momen spesial, seperti halnya mereka yang sudah mencatat penampilan ke sekian ratus.

Ada juga yang menandai catatan "milestone"-nya di angka unik. Misalnya 111 atau 999, yang konon adalah "angelic number". Kebetulan, ini sempat dilakukan beberapa Kompasianer di Kompasiana.

Tapi, saya sendiri memilih menandai "milestone" ini di angka 1000. Bukan karena ini angka bulat, bukan juga karena ini 10 x 10 x 10. Ini adalah satu titik penanda perjalanan saya di sini.

Dengan angka yang hanya terdiri dari 1 dan 0, 1000 jadi satu pengingat buat saya, bahwa saya sudah mencapai satu titik, yang dimulai dari nol. Ini satu hal yang saya syukuri, karena saya mampu bertahan, dan terus berlanjut.

Istimewanya, momen ini kebetulan terjadi di tanggal cantik, yakni 10 Oktober 2020, alias 10-10-2020. Memorable sekali.

Memang, pada awalnya, saya sangat fokus di satu topik, tapi seiring berjalannya waktu, pelan-pelan itu melebar kemana-mana. Bukan karena saya bosan, tapi saya menemukan kesenangan sama besar di tiap topik.

Selama ide datang dan layak dieksekusi segera, tak ada masalah. Maklum, ide adalah sesuatu yang sifatnya usil; biasa datang tanpa diundang, dan pergi tanpa pamitan.

Mungkin ini terdengar menjengkelkan, tapi, dengan tak mengaturnya, justru rasa senang tetap sama. Dari sinilah ruang untuk berkembang selalu ada.

Hal menyenangkan lainnya, menulis membuat semua perbedaan pada manusia tersatukan oleh kata. Tak ada lagi dikotomi karena perbedaan kondisi fisik, agama, suku, atau yang lainnya.

Ini bisa terjadi, karena menulis adalah aktivitas yang menampilkan isi hati dan pikiran manusia secara gamblang. Inilah yang membuat menulis terasa spesial, karena benar-benar memanusiakan manusia.

Soal apresiasi, saya tidak ingin memaksakan kehendak untuk masuk nominasi atau memborong semua penghargaan yang ada. Jika diperbolehkan, saya akan sedikit iseng untuk mencoba mengikutinya, tapi apapun hasilnya, bukan saya yang berhak menentukan, tapi pembaca dan kompasianers semua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline