Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Terulangnya Sebuah Kebiasaan Lama

Diperbarui: 2 Oktober 2020   17:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Letak negara Vanuatu (dalam kotak) (Sumber gambar: Detik.com)

Viralnya video komentar diplomat Indonesia kepada diplomat Vanuatu, terkait masalah Papua di forum PBB baru-baru ini, sukses membuat warganet kita bertindak.

Kali ini, warganet kita beramai-ramai menyerbu akun media sosial pemerintah Vanuatu, dengan berbagai macam komentar, Tindakan ini menjadi aksi balasan, karena Vanuatu sudah dianggap merisak kedaulatan negara.

Benar, masalah Papua memang menjadi urusan domestik Tanah Air, tapi melakukan aksi "serbuan" di dunia maya tetap tak bisa dibenarkan.

Saya tak bermaksud untuk membela Vanuatu atau semacamnya. Tindakan warganet kita kali ini sedikit banyak sudah membuat risih, karena terkesan kekanak-kanakan.

Seharusnya, mereka tahu bagaimana harus bersikap. Masalah omongan diplomat Vanuatu di forum diplomasi internasional, sudah dibayar lunas oleh diplomat kita di forum yang sama.

Jadi, masalah ini sebetulnya sudah selesai. Tapi, warganet kita sudah terlanjur tak bisa menahan diri. Apa boleh buat, masalah jadi berkepanjangan.

Memang, aksi "serangan online" ini menampilkan rasa bela negara cukup kuat. Sayang, caranya salah, karena justru menciptakan kegaduhan baru.

Padahal kita tahu, andai kita sampai dapat image jelek, kita akan mendapat malu, sementara kalau Vanuatu mengaku "kalah", kita tak akan dapat nama.

Alih-alih merasa bangga, saya justru merasa malu, karena aksi ini terlihat seperti tindak persekusi. Vanuatu hanya negara kecil di Lautan Teduh yang lebih lemah dari kita.

Apa yang dilakukan pasukan warganet kita kali ini, justru menampilkan satu sisi muram kebhinekaan kita; masih ada persekusi oknum tertentu terhadap kaum lemah, baik dari sisi agama atau yang lainnya.

Seharusnya, ini cukup ada di dalam negeri, jangan dibawa keluar. Akan sangat memalukan jika seluruh dunia tahu. Masalah di negeri sendiri saja belum beres, kenapa malah merecoki negara lain?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline