Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Ini UCL, City!

Diperbarui: 16 Agustus 2020   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Standard.co.uk)

Judul di atas, adalah pesan tersirat dari Olympique Lyon, menyusul kemenangan 3-1 mereka atas Manchester City, Minggu (16/8). Kemenangan Les Gones didapat, berkat sepasang gol Moussa Dembele di menit-menit akhir.

Sebelumnya, City mengurung habis pertahanan sang wakil Prancis, setelah Maxwell Cornet berhasil menjebol gawang Ederson di babak pertama. Upaya City berhasil, saat Kevin De Bruyne mencetak gol di menit ke 70.

Momen ini membuat Si Biru Langit makin bernafsu mencetak gol. Sayang, kelemahan lama mereka, yakni serangan balik cepat, justru kambuh. Akibatnya, tim asuhan Rudi Garcia mampu mencetak dua gol lewat aksi Dembele, sekaligus lolos ke babak semifinal Liga Champions.

Di semifinal, Memphis Depay cs sudah ditunggu Bayern Munich, yang sehari sebelumnya menggasak Barcelona dengan skor 8-2. Ini merupakan penampilan kedua Lyon di semifinal Liga Champions sepanjang sejarah.

Sebelumnya, tim Ligue 1 Prancis ini sempat mencapai semifinal Liga Champions musim 2009/2010, saat masih diperkuat pemain-pemain macam Miralem Pjanic dan Hugo Lloris. Uniknya, lawan yang mereka hadapi juga Bayern Munich, yang kala itu dilatih Louis Van Gaal.

Kembali ke pertandingan, aksi Lyon saat menghadapi tim asuhan Pep Guardiola, mungkin jadi de ja vu bagi para Juventini. Maklum, mereka kembali dipaksa bermain defensif, dan hanya mengandalkan serangan balik cepat.

Tapi, meski hanya memegang 29 persen penguasaan bola dan membuat total 7 tembakan, nyatanya Lyon mampu bermain efektif. Efektivitas ini sukses menghukum kenaifan The Eastlands, dan membuat Raheem Sterling dkk kembali patah hati di Eropa.

Memang, sepanjang pertandingan, City mampu mendominasi penguasaan bola, dan membuat total 18 tembakan. Sayang, hasil akhir pertandingan membuat dominasi ini terlihat mubazir.

Alih-alih disebut "sepakbola indah", dominasi Manchester Biru sepanjang laga lebih layak disebut sebagai sebuah lelucon. Lelucon ini tersaji apik, baik dalam hal bertahan maupun menyerang.

Dalam hal menyerang, mereka sukses menampilkan sebuah pertunjukan berjudul "seni membuang peluang" nan menjengkelkan. Celakanya, ini berpadu padan dengan pertahanan rapuh, khususnya saat diserang balik.

Meski terasa getir, kekalahan ini sekaligus menjadi sebuah pesan tegas: Ini Eropa, City! Tentunya, ini bukan bermaksud merendahkan kapabilitas Pep Guardiola dan kualitas materi pemain tim penghuni Etihad Stadium.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline