Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Kompasiana Premium dan Harapan Tentangnya

Diperbarui: 6 Juli 2020   02:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasiana Premium (Kompasiana.com)

Memasuki paruh kedua tahun 2020, Kompasiana meluncurkan fitur premium versi gratis, dengan durasi "trial version" selama dua pekan. Setelahnya, Kompasianers diberi pilihan, antara berlangganan menjadi "premium user", "premium reader", atau tetap gratisan seperti biasa.

Sebagai informasi, fitur "premium user" dikenakan biaya langganan sebesar Rp. 25.000 per bulan. Untuk "premium user", biaya langganannya adalah sebesar Rp. 19.000. Bisa dibilang, ini mirip dengan skema berlangganan layanan streaming, meski pilihan durasinya masih belum variatif seperti layanan streaming.

Dari segi tujuan, fitur premium ini memang merupakan satu upaya Kompasiana menjadi lebih baik. Diharapkan, tak ada lagi hambatan saat mengakses platform, baik sebagai pembaca maupun penulis artikel. Kalaupun ada, semoga masalah yang terjadi tidak separah sebelumnya.

Secara pribadi, selain mengapresiasi keberadaan fitur ini, saya juga punya harapan lain. Bukan hanya soal teknis platform, tapi juga soal perlakuan terhadap konten buatan pengguna premium dan nonpremium, baik yang memang sudah terbiasa aktif menulis di Kompasiana, maupun baru saja bergabung.

Harapan ini muncul, karena fitur premium biasanya memberi kemudahan lebih banyak, dibanding fitur biasa. Pengguna premium juga biasanya lebih diprioritaskan, dibanding pengguna biasa.

Dalam fungsinya sebagai sebuah fasilitas, kelebihan fitur premium ini sangat wajar. Para pengguna sudah membayar lebih, dan berhak menikmati fasilitas tersebut.

Tapi, dalam konteks standar kualitas Kompasiana secara umum, jangan sampai ada perbedaan perlakuan, antara tulisan (atau konten lainnya) yang dibuat pengguna biasa dan pengguna premium. Dalam artian, perhatian terhadap kualitas konten harus tetap dikedepankan.

Jangan sampai, keberadaan fitur premium ini mengaburkan objektivitas, yang selama ini sudah menjadi kebiasaan di Kompasiana. Akan menjadi blunder, jika ini membuat Kompasiana sampai lupa akar sendiri.

Dalam fungsinya sebagai sebuah "rumah tulisan lintas batas", seharusnya Kompasiana tidak akan membuat "kasta" hanya karena "maju tak gentar membela yang bayar", tapi murni karena memperhatikan kualitas konten yang dibuat Kompasianer, karena dari situlah kualitas sebuah platform akan dilihat.

Selama ini, baik Kompasianer maupun Kompasiana sudah menjalankan itu, tinggal dilanjutkan saja. Lagipula, ini sudah menjadi salah satu kelebihan sekaligus daya tarik Kompasiana bagi masyarakat umum, terutama mereka yang berminat membuat tulisan.

Selama tidak mengabaikan hal mendasar, seharusnya semua akan baik-baik saja. Maka, perlu ada komitmen yang harus terus dijaga, demi kebaikan bersama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline