Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Manchester City di Persimpangan Jalan

Diperbarui: 15 Februari 2020   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dailymail.co.uk

Bukan coklat, apalagi bunga, tapi sanksi berat. Itulah "kado" yang diberikan UEFA kepada Manchester City, tepat di Hari Valentine 2020, setelah melalui proses penyelidikan cukup panjang, menyusul adanya dugaan pelanggaran regulasi "Financial Fair Play" UEFA yang dilakukan City.

Akibatnya, The Eastland dijatuhi hukuman denda sebesar 30 juta euro, plus larangan tampil di kompetisi antarklub Eropa selama dua tahun. Hukuman ini akan efektif berlaku mulai musim kompetisi 2020/2021.

Meski begitu, City diketahui akan segera mengajukan gugatan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Dengan harapan, Sergio Aguero cs minimal masih bisa tampil di Eropa, dan mencegah efek domino sanksi tambahan, yang bisa saja dijatuhkan FA Inggris.

Jadi, masih ada sedikit harapan, jika City nantinya minimal mendapat keringanan sanksi, atau bahkan lolos dari sanksi UEFA. Maklum, andai banding City akhirnya ditolak, dampaknya akan sangat merusak. Bisa dibilang, situasi ini membuat City berada di persimpangan jalan.

Dari segi personel tim, City berada dalam ancaman eksodus besar-besaran. Dengan absennya City di Eropa, pemain bintang macam Kevin De Bruyne dan Raheem Sterling akan punya alasan cukup kuat untuk pergi, begitu juga dengan pelatih Pep Guardiola.

Dengan kualitas yang mereka miliki, wajar jika mereka ingin tampil di Eropa tiap musimnya. Nilai plus ini tak akan dimiliki City, andai banding mereka ditolak CAS.

Situasi akan makin runyam, jika FA Inggris ikut menjatuhkan sanksi terkait pelanggan ini. Jika melihat sejarahnya, jenis pelanggaran finansial seperti ini akan menghasilkan sanksi pengurangan poin.

Pada musim 2009/2010, Portsmouth pernah mendapat sanksi pengurangan sembilan poin dari FA, akibat menunggak gaji pemain dan staf klub. Masalah ini merupakan efek samping dari masalah keuangan berkepanjangan di tubuh The Pompey yang tak kunjung beres, bahkan makin parah.

Akibatnya, meski kala itu sukses mencapai final Piala FA, Portsmouth harus rela mendapati mereka turun kasta, akibat finis di posisi buncit klasemen. Saat ini, mereka berkompetisi di League One, kompetisi kasta ketiga Liga Inggris.

Di ranah Britania Raya, tepatnya Skotlandia, kasus serupa juga sempat dialami Glasgow Rangers tahun 2012. Kala itu, Gers dipaksa turun kasta ke Divisi Tiga, akibat masalah utang, yang membuat rival bebuyutan Glasgow Celtic ini dilikuidasi.

Tapi, tidak menutup kemungkinan, FA bisa saja menghadiahkan sanksi lebih berat, misalnya dengan mendegradasi tim ke kasta lebih rendah. Kemungkinan ini bisa saja terjadi, karena kasus ini juga berkaitan dengan citra kompetisi Liga Inggris secara umum di era kekinian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline