Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Puisi | Suara Kata

Diperbarui: 9 Januari 2020   13:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Istockphoto.com

Ini hanya rangkaian kata, pengganti suara yang terbungkam
Ia tak terbungkam oleh pasungan, apalagi ancaman
Ia hanya memilih diam, karena semua ingin bicara
Mulut, kata dan suara, mereka semua ingin didengar tanpa jeda

Ia memilih diam, melihat gelombang kata yang berdesakan
Gerak mereka seliar gelombang pasang kala purnama
Mereka terlihat kelaparan juga kehausan
Lapar akan atensi, haus akan puja-puji

Di sini ia terdiam bersama sendiri
Kata mereka, dia adalah ironi
Di tengah keramaian ia terpencil, seperti kemarau di bulan Januari
Tapi mereka lupa, mereka pun adalah ironi

Mereka menyebut diri "keluarga" hanya demi citra
Kebersamaan hanya kedok untuk membuat semua jadi sama
Mereka memuja kegaduhan, sementara ketenangan dianggap pesakitan
Mereka selalu bergaya mewah, meski dompet makin melarat

Ia hanya ingin mereka ingat
Mulut dan kata ini memilih bungkam seribu bahasa
Karena mereka hanya menjadi kesia-siaan
Ada tapi seperti tiada, buat apa?

Ia sedia membantu sejauh ia mampu
Hati dan pikirannya selalu ada di setiap hal yang di berikan
Tapi jika mereka selalu berakhir di tempat sampah, diam adalah jawabnya
Ia hanya tak ingin terus menggarami lautan

Ia memang tak sama, tapi seharusnya itu bukan masalah
Karena bersama itu tak harus sama
Perbedaan seharusnya berkat dan harta
Ia memperkaya kehidupan lewat keberagaman




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline