Punya kesamaan, tapi serba paradoksal, begitulah kira-kira gambaran sederhana dari empat partai leg kedua perempatfinal Liga Champions, yang masing-masing berlangsung pada Rabu (17/4) dan Kamis (18/4) dinihari WIB. Pada hari yang disebut pertama, tersaji duel Barcelona vs Manchester United dan Juventus Vs Ajax Amsterdam.
Kesamaan pada kedua duel ini adalah, baik Barcelona maupun Juventus sama-sama menjadi tuan rumah. Di leg pertama, kedua tim sama-sama mampu mencetak satu gol di kandang lawan. Bedanya, Juventus bermain imbang 1-1 dengan Ajax di Johan Cruyff Arena, sementara Barca menang 1-0 atas Manchester United di Old Trafford.
Kesamaan lainnya, dua bintang utama Juve dan Barca, yakni Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi sama-sama mencetak total dua gol dalam dua leg perempatfinal Liga Champions kali ini. Uniknya, kedua partai ini sama-sama menciptakan total tiga gol. Meski begitu, hasil leg kedua babak perempatfinal Liga Champions menyajikan sebuah paradoks bagi kedua tim unggulan ini.
Di Estadio Nou Camp, sepasang gol Lionel Messi dan satu gol Phillipe Coutinho memastikan Barca lolos ke babak semifinal dengan skor agregat 4-0. Kekalahan ini terasa kian getir buat Manchester United, karena gol kedua Lionel Messi turut diwarnai oleh blunder langka dari David De Gea.
Pada saat bersamaan, di Allianz Arena, Juventus dipaksa takluk dengan skor tipis 1-2 oleh Ajax Amsterdam, sang jagoan klasik Negeri Kincir Angin. Meski sempat unggul lebih dulu lewat gol Cristiano Ronaldo, gol-gol balasan Ajax yang dicetak Donny van de Beek dan Matthijs de Ligt membuat Juve kalah tipis dengan skor agregat 2-3.
Sementara itu, pada hari kedua, tersaji duel Liverpool vs FC Porto dan Manchester City vs Tottenham Hotspur. Dua laga ini sama-sama menciptakan banyak gol, dengan jumlah total mencapai satu lusin gol. Persamaan lainnya, tim pemenang dalam kedua duel ini sama-sama mampu mencetak empat gol ke gawang lawan. Tapi, meski sama-sama sukses membuat empat gol, nasib tim pemenang di dua laga ini sungguh bertolak belakang.
Di Estadio Do Dragao, Liverpool sukses menghajar tuan rumah FC Porto dengan skor telak 4-1, setelah gol-gol dari trio Firmino-Mane-Salah dan Virgil Van Dijk hanya mampu dibalas oleh Eder Militao. Hasil ini memastikan Si Merah lolos ke babak semifinal dengan skor agregat 6-1. Pada leg pertama, Mohamed Salah dkk menang 2-0 atas sang wakil Portugal di Stadion Anfield.
Sementara itu di Stadion Etihad, City arahan Pep Guardiola yang tampil dominan sepanjang jalannya laga, dipaksa angkat koper oleh Spurs arahan Mauricio Pochettino yang tampil efektif. Meski sukses membuat empat gol ke gawang Hugo Lloris lewat torehan Raheem Sterling (2 gol), Sergio Aguero, dan Bernardo Silva, sepasang gol Son Heung Min dan satu gol Fernando Llorente memastikan Spurs lolos ke semifinal untuk pertama kalinya di era Liga Champions, berkat keunggulan gol tandang dalam skor agregat 4-4.
Di leg pertama, Spurs menang 1-0 atas City berkat gol tunggal Son Heung Min. Menariknya, duel ini juga menampilkan sebuah paradoks: kemenangan kadang terasa menyakitkan, dan kekalahan kadang memberi kegembiraan. Apa boleh buat, Pep dan City harus kembali merasakan "mati dalam keindahan" yang mereka buat di kandang sendiri.
Menariknya, hasil akhir babak perempatfinal Liga Champions musim ini menyajikan dua laga semifinal yang cukup paradoksal. Dimana, dua tim pemenang lima gelar Liga Champions, yakni Barcelona dan Liverpool, akan saling berhadapan. Sementara itu, dua tim kejutan, yakni Spurs dan Ajax harus saling jotos untuk lolos ke final.