Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

El Real, Setelah Zizou Kembali

Diperbarui: 12 Maret 2019   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Goal.com

Judul di atas adalah pertanyaan yang terlintas di pikiran saya, saat membaca berita kembalinya Zinedine Zidane ke kursi pelatih Real Madrid, yang belum genap setahun lalu dilepasnya. 

Pengumuman kembalinya Zizou sendiri dirilis Real Madrid, Senin, (11/3, waktu Spanyol), bersamaan dengan pengumuman dicopotnya Santiago Solari dari kursi pelatih Real Madrid.

Di Real Madrid, Zizou diikat kontrak sampai tahun 2022. Ini menjadi periode keduanya di Santiago Bernabeu, setelah sebelumnya sempat menjabat sebagai pelatih Real Madrid pada tahun 2016-2018. 

Kala itu, dalam dua setengah tahun masa baktinya, Zizou berhasil membawa El Real meraih sejumlah trofi, antara lain tiga gelar Liga Champions, dan satu gelar La Liga.

Zizou sendiri mengakhiri tugasnya di Real Madrid karena mengundurkan diri, bukan dipecat. Sebuah hal langka di era kepemimpinan Florentino Perez, yang dikenal gemar memecat pelatih. Tentunya ini menjadi satu nilai plus Zizou, selain karena statusnya sebagai legenda klub.

Tapi, pertanyaan pada judul di atas tetap saja muncul, karena situasinya kini jauh berbeda. Real Madrid kini punya sejumlah pemain yang mulai menua, seperti Luka Modric, Keylor Navas, dan Sergio Ramos. 

Selain itu, mereka belum punya lagi pemain bintang sekaliber Cristiano Ronaldo. Untuk saat ini, mereka punya Vinicius Borges, talenta muda Brasil yang masih perlu waktu ekstra untuk menjadi pemain bintang. Jadi, El Real perlu melakukan pembenahan secara menyeluruh, jika ingin segera melupakan mimpi buruk musim ini.

Jangan lupa, suasana ruang ganti tim saat ini juga sedang kurang kondusif. Boleh dibilang, penunjukan Zizou ini terlihat seperti langkah darurat, kalau tak mau dibilang panik, dari El Real.

Masalah lainnya, Zizou kini menapak periode keduanya di Santiago Bernabeu, sebagai seorang pelatih yang pernah sukses di klub. Tentunya, Madridista akan berharap, Zizou minimal bisa mengulang kembali capaian prestasi fantastis seperti di periode pertamanya. Ini jelas berbeda dengan periode pertamanya dulu, dimana Zizou memulai tugas sebagai pelatih sementara menggantikan posisi Rafa Benitez yang dipecat.

Di sini, tantangan terbesar Zizou adalah, ia harus mampu membangun kembali kekompakan tim, membenahi kekurangan yang ada saat ini, dan menangani ekspektasi (dan tekanan) tinggi yang menghinggapinya. Jika tidak, periode keduanya di Santiago Bernabeu hanya akan menjadi sebuah mimpi buruk.

Satu hal lain yang membuat saya memunculkan pertanyaan pada judul di atas adalah, tak banyak pelatih yang bisa mengulang (atau bahkan melampaui) sukses di periode keduanya, seperti di periode pertamanya. Malah, periode kedua seorang pelatih justru akrab dengan kegagalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline