Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Dua Rasa Piala Indonesia 2018

Diperbarui: 10 Januari 2019   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Pada masa libur kompetisi Liga 1 dan kasta dibawahnya saat ini, "pertunjukan" di panggung sepak bola nasional diisi oleh gelaran turnamen Piala Indonesia 2018. Sebelumnya, Piala Indonesia (sempat bernama Copa Indonesia), sempat digelar sebanyak 6 kali, antara tahun 2005-2012. Turnamen ini, adalah turunan dari Piala Galatama, kompetisi piala domestik, di era Galatama, yang coba dihidupkan kembali oleh PSSI.

Tercatat, ada 3 tim, yang pernah menjuarai turnamen ini, yakni Arema (2 kali juara), Sriwijaya FC (3 kali), dan Persibo Bojonegoro (1 kali). Sayang, setelah edisi 2012, turnamen ini tak pernah lagi digelar. Ini adalah imbas dari konflik dualisme, yang kala itu sempat terjadi di PSSI.

Setelah sempat vakum antara tahun 2013-2017, pada tahun 2018 ini, kompetisi Piala Indonesia kembali digelar, dengan total jumlah peserta sebanyak 128 klub. Formatnya cukup unik, dimana babak 128 besar dan 64 besar hanya berlangsung dalam satu leg pertandingan. Sementara itu, mulai babak 32 besar hingga final, pertandingan berlangsung dalam format kandang-tandang (dua leg).

Kini, Piala Indonesia 2018 memasuki babak 32 besar, dengan proses undian peserta dan penjadwalan dilakukan pada  Selasa, (8/1) lalu. Babak 32 besar sedianya akan digelar mulai 22 Januari sampai 6 Februari.

Nantinya, tim yang lolos akan bermain di babak 16 besar yang dimulai pada 11-19 Februari. Sementara, babak delapan besar dijadwalkan 24 Februari sampai 2 Maret, semifinal 7 dan 12 Maret, sementara final 17 dan 24 Maret.

Tentunya, Piala Indonesia akan cukup menarik, karena juara Piala Indonesia bobotnya sama dengan juara Liga 1. Dimana, tim juara Piala Indonesia edisi kali ini akan tampil di Piala AFC sebagai wakil Indonesia. Previlese ini juga didapat oleh tim juara Liga 1.

Tapi, jika melihat situasi saat ini, ada dua macam rasa, yang mewarnai ajang Piala Indonesia 2018. Berhubung kompetisi liga sudah berakhir, dan kebanyakan tim sedang dalam proses seleksi atau rekrutmen pemain, maka Piala Indonesia edisi kali ini tak ubahnya "Turnamen resmi rasa pra-musim".

Memang, Piala Indonesia adalah turnamen resmi PSSI. Tapi, karena diadakan di periode "off season" liga, turnamen ini terasa seperti turnamen pra-musim. Karena, tim-tim pesertanya sedang membangun ulang tim, dengan merekrut pemain atau pelatih baru. Contoh klub yang baru saja berganti pelatih antara lain Persib Bandung (kini dilatih Milijan Radovic), Persija Jakarta (dilatih Ivan Kolev), Borneo FC (dilatih Fabio Lopez), dan Arema FC (dilatih Milomir Seslija).

Aroma "turnamen pra-musim" kian terasa, karena tim-tim peserta Piala Indonesia tak tampil dengan kekuatan penuh, akibat kerangka tim yang belum sepenuhnya jadi. Tak hanya soal materi pemain dan pelatih, di periode ini klub juga sedang bergerak mencari dukungan sponsor untuk mengarungi musim depan. Ini jelas bukan situasi ideal, karena selama Piala Indonesia bergulir, hingga dimulainya Liga 1 musim depan, argo pengeluaran gaji klub tetap berjalan.

Bagi tim yang terdegradasi dari Liga 1 musim lalu, yakni Mitra Kukar, PSMS Medan, dan Sriwijaya FC, turnamen ini terasa getir, karena mereka sudah ditinggal sebagian besar pemain kunci dan pelatihnya. Jadi, motivasi mereka agak berkurang. Bagaimanapun, terdegradasi dari Liga 1 adalah sebuah pukulan telak, mereka butuh waktu untuk pulih kembali seperti semula.

Sebaliknya, buat tim promosi, yakni PSS Sleman, Kalteng Putra dan Semen Padang, Piala Indonesia akan disambut dengan penuh semangat. Keberhasilan promosi ke Liga 1 membuat mereka pasti punya motivasi lebih, untuk setidaknya mengirim sinyal, mereka tak ingin sebatas numpang lewat di Liga 1.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline