Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Saat MU Terlahir Kembali

Diperbarui: 3 Januari 2019   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tribunnews.com

Terlahir kembali. Begitulah kira-kira gambaran sederhana dari Manchester United (MU) sejak dilatih oleh Ole Gunnar Solskjaer (OGS). Kembalinya sang legenda ke Old Trafford membuat Manchunian dengan cepat melupakan  kepergian Jose Mourinho, yang dipecat tak lama setelah MU kalah 1-3 atas Liverpool di Anfield, pertengahan bulan Desember 2018 silam.

Kehadiran Solskjaer di kursi pelatih juga sukses mengubah total wajah MU dalam sekejap. Dalam waktu kurang dari satu bulan, MU yang biasanya tampil defensif bersama Mourinho, berubah menjadi tim yang bergaya main agresif. Terbukti, dalam 4 laga bersama Solskjaer, Si Setan Merah sukses membuat 14 gol, dan kebobolan 3 gol.

Terkini, mereka sukses menekuk tuan rumah Newcastle United 2-0, Kamis, (3/1 dinihari WIB), berkat gol-gol Romelu Lukaku dan Marcus Rashford. Hasil ini membuat MU mencatat 4 kemenangan beruntun, dan membuka peluang bersaing di posisi empat besar klasemen sementara Liga Inggris.

Jika melihat materi pemain yang ada, sebetulnya catatan start positif Solskjaer di MU bukan hal mengejutkan. Karena, MU sebenarnya memang punya pemain-pemain bernaluri menyerang, seperti Paul Pogba, Marcus Rashford, Anthony Martial, dan Romelu Lukaku. Hanya saja, gaya main Mourinho yang defensif sukses membuat daya serang MU terlihat melempem.

Tapi, masalah ini segera dibereskan Solskjaer, dengan menerapkan gaya main agresif. Agaknya, Solskjaer melihat, dengan materi pemain yang ada saat ini, gaya main inilah yang paling cocok diterapkan di MU. Alhasil, daya dobrak MU langsung meningkat tajam. Ibarat sebuah mobil, MU  berubah, dari "bus tingkat" menjadi mobil sport berkecepatan tinggi.

Secara tim, MU tak lagi direcoki konflik internal. Pogba tak lagi jadi "biang kerok" dalam tim, karena Solskjaer menjadikannya motor serangan tim. Begitu juga dengan pemain-pemain lain. Semua dianggap punya peran penting dalam tim, sekecil apapun perannya.

Dengan pendekatan yang diterapkannya, Solskjaer sukses membangun kembali optimisme dalam tim, dan membuat tim lebih kompak. Selain itu, suasana kondusif yang muncul sejak Solskjaer mulai bertugas, pelan-pelan mampu meredam rumor transfer keluar para pemain kunci macam David De Gea, dan Paul Pogba, yang sebelumnya santer beredar di media.

Di sini, rasa nyaman yang dibawa Solskjaer ke dalam tim, mampu membuat para pemain kembali bersemangat untuk menampilkan performa terbaik. Tak heran, para pemain MU terlihat begitu rileks di lapangan, tak seperti sebelumnya.

Sekilas, meski Solskjaer terlihat lebih "kalem" dibanding Mou saat berinteraksi dengan media, kekaleman ini hanya sebuah tipuan. Karena, Solskjaer memilih fokus sepenuhnya pada performa tim di lapangan. Sikap ini lalu ikut ditiru seluruh tim. Tak heran, performa MU meningkat tajam, seolah terlahir kembali.

Memang, ini baru empat laga, tapi perubahan drastis MU bersama Solskjaer jelas menyiratkan, MU bukan lagi tim yang bisa ditertawakan seperti sebelumnya. Tapi, berhubung perjalanan masih panjang, MU dan Manchunian tak boleh merasa jumawa terlalu cepat. Karena, ini bisa menjadi bumerang.

Bagaimanapun, untuk saat ini, masih banyak hal yang harus diperbaiki, untuk setidaknya menembus posisi empat besar. Jika MU minimal mampu finis di posisi empat besar klasemen Liga Inggris, seharusnya nama Solskjaer layak dipertimbangkan untuk menjadi pelatih tetap, karena ia mampu memperbaiki tim yang sebelumnya sempat babak belur. Tapi, untuk saat ini, kita hanya bisa menunggu dan melihat bersama, apa yang terjadi selanjutnya di akhir musim ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline