Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Persib, Setelah Mario Gomez Pergi

Diperbarui: 13 Desember 2018   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tribunnews.com

Pada Rabu, (12/12) lalu, manajemen Persib Bandung memutuskan untuk melepas pelatih Roberto Carlos Mario Gomez dan Fernando Soler (penerjemah dan asisten pelatih). Meski sebenarnya masih punya opsi perpanjangan kontrak selama setahun, manajemen Persib memutuskan untuk berpisah dengan dua Argentino ini, dengan memperhitungkan kemerosotan prestasi tim di pekan-pekan terakhir Liga 1 musim 2018.

Alhasil, Persib kini mulai bergerak mencari pengganti, dengan Simon McMenemy (Bhayangkara FC), sebagai salah satu kandidatnya. Kebetulan, kontrak pelatih asal Skotlandia ini di Bhayangkara FC akan berakhir dalam waktu dekat.

Terlepas dari berbagai sanksi yang didapat Persib, khususnya setelah laga melawan Persija Jakarta, keputusan ini tergolong wajar. Karena, eks asisten pelatih Inter Milan ini dinilai gagal menjaga kondusifitas ruang ganti Persib, akibat sempat munculnya riak-riak konflik internal dalam tim. Selain itu, Gomez dinilai terlalu "berisik", karena ia cukup sering berkomentar di media massa.

Melihat situasinya, langkah yang diambil manajemen Persib ini cukup masuk akal. Terlihat jelas, mereka akan fokus mengkonsolidasikan tim dalam menghadapi Liga 1 musim depan, disamping merombak materi tim. Kebetulan, bersamaan dengan pengumuman mereka melepas Gomez, Persib juga mengisyaratkan tak memperpanjang kontrak tiga pemain asing mereka, yakni Jonathan Bauman (Argentina), Bojan Malisic (Serbia), dan Oh In Kyun (Korea Selatan).

Dari sini, kita bisa melihat bersama, selain membangun konsolidasi tim, rencana perombakan tim Persib juga menyasar pada perbaikan prestasi tim untuk musim depan. Diharapkan, dengan perubahan ini, Persib siap mengarungi musim depan dengan tampilan yang lebih segar.

Tapi, siapapun pelatih baru Persib nantinya, manajemen Persib harus memastikan, si pelatih mendapat wewenang penuh untuk membangun kerangka tim, termasuk mendatangkan pemain yang ia rekomendasikan kepada manajemen klub. Supaya, tak terjadi tumpang tindih kewenangan dan gesekan konflik kepentingan, antara pelatih dan manajemen Persib.

Selain itu, manajemen Persib juga harus memastikan, si pelatih tak banyak berkoar-koar di media seperti Gomez. Dalam artian, ia hanya berbicara seperlunya saja kepada media. Hal ini penting untuk memperkuat kekompakan dalam tim.

Apalagi, di paruh pertama Liga 1 musim depan, Persib masih harus menjalani lanjutan sanksi PSSI, yakni memainkan partai kandang tanpa penonton, menyusul tragedi meninggalnya Haringga Sirila (seorang Jakmania) beberapa waktu lalu. Jelas, dibutuhkan pelatih yang tak bermental "cengeng", dan mampu memotivasi para pemain.

Karena, hukuman semacam ini punya beban psikologis cukup berat untuk dijalani. Maklum, bagi klub Indonesia pada umumnya, menjalani laga kandang tanpa penonton punya beban mental tak berbeda jauh dengan menjalani partai tandang.

Jadi, siapapun sosok pelatih yang didatangkan Persib nantinya, semoga manajemen Persib tak hanya terpukau dengan CV karier sang pelatih, tapi mampu memperhatikan dengan seksama, bagaimana sikap sang pelatih saat menghadapi situasi tak ideal. Menariknya, kiprah singkat Persib bersama Abah Gomez membuktikan, sehebat apapun kemampuan dan catatan CV karier seorang pelatih hanya akan menjadi bumerang, jika ia tak bisa menjaga kondusifitas ruang ganti tim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline