Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Menuju Mission Im(Possible) Tim Garuda

Diperbarui: 16 November 2018   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tribunnews.com

Jika membaca judul di atas, mungkin Anda akan menilai saya terlihat pesimis menyambut laga fase grup Piala AFF 2018, antara Timnas Indonesia Vs Thailand, di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu, (17/11). Tapi, sebenarnya saya tak sepenuhnya pesimis, karena saya menulis Im(Possible) bukan Impossible.

Ya, ada harapan walaupun sedikit, Evan Dimas dkk mampu berbuat sesuatu di Bangkok. Dengan catatan, mereka setidaknya mampu memperbaiki performa, dan bermain lebih baik daripada saat menghadapi Singapura dan Timor Leste.

Meski begitu, berhubung lawan yang akan dihadapi kali ini adalah tim juara bertahan turnamen, saya hanya ingin menikmatinya sebagai tontonan akhir pekan. Maklum, akhir pekan ini kompetisi antarklub Eropa sedang libur sejenak, menyusul adanya jeda pertandingan ujicoba antarnegara.

Jujur saja, dengan situasi seperti sekarang, saya tak berani berharap banyak pada Timnas Indonesia. Dari segi persiapan saja, semua relatif seadanya. Di kursi pelatih, Bima Sakti dipilih PSSI sebagai opsi darurat, menyusul penolakan Luis Milla memperpanjang kontrak bersama Tim Garuda.

Secara taktik, organisasi permainan timnas benar-benar kacau. Ada rancangan skema permainan, tapi tak berjalan dengan baik, bahkan terkesan sporadis. Ada tim yang bermain di lapangan, tapi belum menyatu sebagai sebuah tim.

Masalah lainnya, Timnas Indonesia belum mampu mengelola tekanan yang datang dengan baik. Akibatnya, mereka sulit bermain lepas, hasil yang didapat pun tak maksimal. Sebagai contoh, saat menghadapi Timor Leste di laga sebelumnya, Stefano Lilipaly dkk tampak kewalahan. Bahkan, mereka harus disengat gol lawan lebih dulu, untuk bisa bangun dari tidurnya. Padahal, dengan lawan yang sama, Thailand mampu merajalela, dengan membuat tujuh gol tanpa kebobolan. Mengkhawatirkan.

Ditambah lagi, Timnas Indonesia punya masalah klasik, berupa rasa inferior saat bermain di kandang lawan. Inferioritas ini membuat mereka terlihat ringkih saat bertanding. Masalah ini terlihat jelas, saat Timnas Indonesia kalah 0-1 dari Singapura di laga pertama. Meski mendominasi penguasaan bola, para pemain Timnas Indonesia sukses dibuat kocar-kacir setiap kali Singapura menyerang. Celakanya, Tim Garuda kerap menuai hasil buruk, tiap kali bermain di Bangkok.

Berangkat dari masalah-masalah inilah, saya memilih untuk menikmati aksi timnas di Bangkok besok, tanpa berharap banyak. Satu-satunya hal yang akan saya nikmati adalah rasa "excited" tiap kali melihat timnas berlaga. Lagipula, timnas tidak selalu bermain tiap pekan.

Terlepas dari apapun hasil yang didapat nantinya, saya (dan pastinya kita semua) berharap, timnas mampu berusaha semaksimal mungkin. Supaya, seandainya kalah, mereka tak kalah secara memalukan. Kalaupun mampu menahan imbang, bahkan mengalahkan Thailand, setidaknya mereka sudah menunjukkan bahwa mereka pantas mendapatkannya.

Andai nantinya Timnas Indonesia tak mampu lolos dari fase grup Piala AFF 2018, kita harus menerimanya tanpa menyalahkan siapapun. Karena, semua memang sudah salah, bahkan sejak sebelum masa persiapan timnas dimulai. Seharusnya, ini bisa menjadi medium evaluasi bagi semua pihak terkait untuk segera sadar dan berbenah. Jika tidak, kegagalan ini hanyalah awal dari rentetan kegagalan timnas berikutnya di masa depan.

Selamat berjuang, Garuda!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline