Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Kembalinya Kesaktian "The Fergie Time"

Diperbarui: 8 November 2018   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Skysports.com

The Fergie Time, adalah salah satu ciri khas Manchester United (MU) saat masih diasuh oleh Sir Alex Ferguson (1986-2013). Istilah ini merujuk pada kebiasaan United untuk mencetak gol di menit-menit akhir dan membalikkan keadaan. Salah satu contoh terkenalnya adalah saat mereka menang di final Liga Champions musim 1998/1999 atas Bayern Munich.

Kala itu, MU sempat tertinggal lebih dulu lewat gol Mario Bessler. Tapi, mereka mampu membalikkan keadaan, berkat gol-gol yang dicetak oleh Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer di menit-menit akhir pertandingan. Kemenangan ini sekaligus memastikan Tim Setan Merah meraih "treble winner" di musim 1998/1999.

Sayangnya, sejak Fergie pensiun tahun 2013 silam, "kebiasaan" MU yang satu ini sempat timbul tenggelam, bahkan pernah hilang tanpa bekas. Inkonsistensi performa tim pasca-Fergie menjadi penyebab utamanya. Alhasil, momen magis "Fergie Time" sempat tinggal menjadi kenangan bagi para Manchunian.

Tapi, di musim 2018/2019 ini, pelan tapi pasti, "Fergie Time" seolah terlahir kembali di bawah komando Jose Mourinho. Bedanya, kesaktian "Fergie Time" ala Mou lebih menekankan pada efektivitas serangan, tak seagresif versi aslinya dulu.

Setelah sebelumnya sukses membekuk Newcastle United dan Bournemouth lewat gol di menit-menit akhir, kali ini jurus "Fergie Time" ala Mou kembali memakan korban. Tak tanggung-tanggung, korban kali ini adalah Juventus, tim yang digadang-gadang sebagai salah satu kandidat juara. Istimewanya, MU berhasil melakukannya di Allianz Arena, kandang Juventus, Kamis, (8/11, dinihari WIB), dalam matchday keempat fase grup Liga Champions musim ini.

Memang, akibat kekalahan 0-1 di Old Trafford pada matchday sebelumnya, United terlihat lebih inferior. Juventus sendiri mampu mendominasi jalannya pertandingan, dengan mencatat total 23 tembakan berbanding 8 milik MU, dan memegang 54 persen penguasaan bola, berbanding 46 persen milik MU.

Awalnya, semua terlihat mudah buat Juve, setelah Cristiano Ronaldo sukses mencetak gol ke gawang David De Gea di menit ke 65, memanfaatkan assist Leonardo Bonucci. Tapi, gol Juan Manuel Mata dan gol bunuh diri Alex Sandro di menit-menit akhir pertandingan, memastikan MU membawa pulang poin penuh dari kandang Juventus. Menariknya, kedua gol United di pertandingan ini sama-sama berawal dari eksekusi bola mati.

Hasil ini sekaligus menjadi kekalahan pertama Juve musim ini, sekaligus memunculkan "pertarungan segitiga" antara MU, Juventus, dan Valencia, untuk memperebutkan tiket lolos ke babak selanjutnya. Situasi ini muncul, setelah beberapa jam sebelumnya Los Che mampu mengalahkan Young Boys (Swiss) dengan skor 3-1.

Bagi pecinta sepak bola indah, mungkin kemenangan MU kali ini terasa kurang mengenakkan. Tapi, bagi Manchunian, kemenangan ini membawa secercah harapan, lengkap dengan bumbu nostalgia momen kesaktian "Fergie Time", meski kali ini tampak lebih defensif dari versi aslinya.

Tentunya, kemenangan atas Juve membuktikan, MU punya potensi untuk bersaing di musim ini. Dengan catatan, mereka mampu tampil konsisten, dan mampu memanfaatkan momentum positif. Tapi, mengingat perjalanan mereka masih panjang, mereka masih harus membuktikan, bahwa kesaktian "Fergie Time" memang sudah kembali sepenuhnya, bukan sebatas numpang lewat.

Mampukah MU membuktikannya?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline