Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Saat El Real Dilanda Paceklik

Diperbarui: 8 Oktober 2018   04:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: Talksport.com


Paceklik gol, itulah situasi yang sedang dialami Real Madrid di empat laga terakhir, yakni menghadapi Sevilla (kalah 0-3), Atletico Madrid (imbang 0-0), CSKA Moskow, dan Deportivo Alaves (keduanya kalah 0-1). Memang, di keempat laga ini Si Putih tak mampu mencetak satu gol pun. 

Gawatnya, mereka juga mencatat 3 kekalahan dan 1 hasil imbang. Tentunya, ini adalah satu catatan negatif untuk tim sekelas El Real. Akibatnya, posisi Julen Lopetegui pun mulai dipertanyakan  Ada apa sebenarnya?

Ternyata, paceklik gol Real Madrid muncul, karena gaya bermain mereka sudah mulai bisa diantisipasi lawan. Seperti diketahui, di bawah arahan Julen Lopetegui, Real Madrid tak lagi bermain pragmatis seperti sebelumnya, saat masih dilatih Zinedine Zidane. Oleh Lopetegui, mereka diarahkan untuk mendominasi jalannya pertandingan, dan membuat banyak peluang. Sekilas, ini adalah pendekatan yang cukup positif. Apalagi, Real memang punya pemain berkualitas di posisi masing-masing.

Tapi, gaya main ala Lopetegui ini, justru menghilangkan efektivitas serangan, yang selama ini menjadi senjata utama El Real. Alih-alih bermain indah, Real Madrid justru menampilkan "seni membuang peluang" tiap kali bermain. Terbukti, di empat laga terakhir, mereka gagal membuat gol, meski membuat banyak peluang bersih.

Celakanya, gaya main Lopetegui justru membuat pertahanan El Real rawan ditembus lawan. Dengan bermain terbuka, pertahanan Real Madrid justru menjadi longgar, tak sesolid sebelumnya. Alhasil, mereka kebobolan 5 gol di empat laga terakhir.

Dari segi materi pemain, mereka memang masih punya gelandang kreatif seperti Luka Modric, Toni Kroos, Isco, dan Asensio. Mereka juga masih punya Casemiro di posisi gelandang bertahan, Sergio Ramos sang komandan lini belakang, dan Thibaut Courtois di bawah mistar.

Tapi, mereka kini tak lagi punya sosok penyelesai ulung sejak Cristiano Ronaldo hengkang ke Juventus. Masalah makin lengkap, karena Gareth Bale dan Karim Benzema belum bisa mencetak gol secara rutin. Tak bisa dipungkiri, mereka masih belum sepenuhnya terbiasa dengan peran mereka saat ini. Maklum, selama ini mereka terbiasa menjadi 'pelayan' Cristiano Ronaldo. Jadi, mereka perlu waktu sedikit lebih banyak, untuk terbiasa dengan peran mereka saat ini.

Merosotnya performa Real Madrid belakangan ini menunjukkan, meski mereka merasa "baik-baik saja" tanpa Ronaldo dan Zidane, nyatanya El Real justru masih belum bisa move on dari kedua sosok "mantan terindah" mereka, yang mampu mengantar El Real meraih hat-trick juara Liga Champions Eropa. Meski tampak kurang menarik dari luar, pragmatisme taktik Zizou dan efektivitas Ronaldo di kotak penalti lawan masih sangat dirindukan oleh Real Madrid dan Madridista saat ini.

Di sisi lain, paceklik gol Real Madrid belakangan ini menjadi satu contoh aktual, mengenai betapa sulitnya memulai sebuah era baru, jika era sebelumnya bergelimang sukses. Apalagi, jika pendekatan taktik yang dipakai berbeda dengan sebelumnya. Tentunya, perlu waktu lebih lama, untuk memastikan masa transisi ini berjalan lancar. Jika Real Madrid tak mau bersabar, bisa jadi ini adalah awal periode suram mereka.

Transisi itu memang berat, Real!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline