Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Kisah Timnas Uni Emirat Arab, Si Spesialis Pematah Hati

Diperbarui: 1 September 2018   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bolasport.com

Di perhelatan Asian Games 2018, ada banyak cerita kesuksesan dan kegagalan di berbagai cabang olahraga. Ada yang terlihat luar biasa, tapi gagal meraih medali, ada juga yang terlihat biasa saja, tapi mampu meraih medali. Untuk kasus yang disebut terakhir, kita dapat menemukannya di timnas Uni Emirat Arab, yang baru saja meraih medali perunggu cabor sepak bola, Sabtu, (1/9).

Prestasi ini didapat, setelah mereka berhasil mengalahkan Vietnam 4-3 lewat drama adu penalti. Adu penalti terpaksa harus dilakukan, setelah kedua tim bermain imbang 1-1 di waktu normal. Skor imbang ini didapat, setelah gol Ahmad Alhasmi mampu dibalas Nguyen Van Quyet. 

Di babak adu penalti, Uni Emirat Arab keluar sebagai pemenang, setelah kiper Mohamed Alshamsi mampu menggagalkan tendangan penalti Tran Minh Vuong dan Nguyen Quang Hai.

Raihan prestasi Uni Emirat Arab di Asian Games kali ini, mungkin terasa sangat menjengkelkan bagi para pendukung fanatik timnas Indonesia, Vietnam, dan Korea Utara. Karena, ketiganya sama-sama disingkirkan Zayed Al Ameri dkk lewat adu penalti.

Rasa getir itu makin kuat, karena meski akhirnya harus kalah, ketiga tim ini sama-sama mendominasi jalannya pertandingan melawan Uni Emirat Arab, tim yang lolos ke fase gugur dengan catatan "minimalis", yakni sebagai salah satu tim peringkat ketiga terbaik. Posisi ini didapat, karena mereka hanya bisa meraih satu kemenangan dari 3 laga, tepatnya saat menghadapi Timor Leste. Selebihnya, mereka kalah dari China dan Suriah.

Rinciannya, di perdelapanfinal, Uni Emirat Arab mengalahkan timnas Indonesia 4-3 lewat adu penalti, setelah bermain imbang 2-2 di waktu normal dan perpanjangan waktu. Dalam laga ini, kepemimpinan wasit Shaun Robert Evans (Australia) banyak disorot media dan publik sepak bola nasional, karena dinilai berat sebelah. 

Dalam laga ini, sepasang gol penalti Zayed Al Ameri memang mampu dibalas Beto Goncalves dan Stefano Lilipaly. Sayang, di babak adu penalti, eksekusi Saddil Ramdani dan Septian David Maulana gagal menembus gawang lawan.

Di perempatfinal, tim asuhan Maciej Skorza (Polandia) ini kembali menghadapi babak tos-tosan, saat bersua Korea Utara. Kali ini, mereka menang adu penalti dengan skor 5-3, setelah sebelumnya bermain imbang 1-1 di waktu normal dan babak perpanjangan waktu.

Tapi, skenario serupa gagal diulang di semifinal, setelah Uni Emirat Arab kalah 1-0 atas Jepang. Kali ini gol tunggal Ayase Ueda mengirim Uni Emirat Arab ke partai perebutan tempat ketiga melawan Vietnam, tim wakil Asia Tenggara tersisa, yang akhirnya dimenangkan mereka lewat adu penalti.

Hanya sekali menang di waktu normal, dan berstatus sebagai salah satu tim peringkat ketiga terbaik grup. Itulah gambaran sederhana dari performa Uni Emirat Arab di Asian Games 2018 di fase grup. Benar-benar minimalis. Tak heran, tim-tim lawan tak terlalu mewaspadai, bahkan cenderung meremehkan mereka.

Tapi, justru dari situlah Uni Emirat Arab mampu memukul balik para peragu dengan mengalahkannya. Dengan selalu memegang status sebagai tim 'underdog' di setiap laga fase gugur, mereka justru tak punya tekanan berat untuk menang. Bahkan, mereka mampu menikmati dan terbiasa dengan status underdog itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline